A Normal Woman di Netflix: Ketika Hidup Mewah Tak Selalu Berarti Bahagia

Selasa 07-10-2025,18:00 WIB
Reporter : M. Rafa Nugraha
Editor : T. Sucipto

POSTINGNEWS.ID --- Pernah nggak sih kamu melihat seseorang yang hidupnya terlihat sempurna—cantik, sukses, penuh pesona—tapi ternyata menyimpan luka yang dalam?

Nah, kisah seperti itu bisa kamu temukan dalam film terbaru Netflix berjudul A Normal Woman, drama psikologis yang sedang jadi perbincangan karena ceritanya yang relate banget dengan realita perempuan masa kini.

Film ini bukan cuma soal kemewahan hidup, tapi juga menggali sisi gelap di balik topeng “perempuan ideal” yang sering ditampilkan di media sosial.

BACA JUGA:5 Film Epik yang Terinspirasi dari Peristiwa Besar Sejarah Manusia, Bikin Merinding!

Cerita di Balik Kehidupan Mewah Seorang Milla

Tokoh utama dalam film ini adalah Milla, diperankan dengan memukau oleh Marissa Anita.

Di mata orang lain, Milla tampak seperti perempuan sempurna: elegan, berkelas, sukses, dan jadi panutan banyak orang.

Namun di balik senyum dan gaya hidupnya yang mewah, Milla sebenarnya sedang berjuang melawan sesuatu yang jauh lebih berat — gangguan mental dan eksistensial yang pelan-pelan merusak dirinya dari dalam.

Kehidupan Milla mulai berantakan saat ia mengalami berbagai keluhan fisik tanpa sebab jelas. Dokter bilang ia sehat, tapi tubuhnya berkata lain.

Dari situlah, penonton diajak menyelami batin seorang perempuan yang terus dihantui pertanyaan:

“Apakah aku benar-benar bahagia, atau cuma terlihat bahagia?”

BACA JUGA:10 Film Netflix Terbaru Oktober 2025 yang Wajib Ditonton Dari Thriller Politik sampai Drama Emosional!

Drama, Thriller, dan Kritik Sosial yang Nempel di Hati

Disutradarai dengan nuansa thriller psikologis, A Normal Woman nggak hanya menegangkan tapi juga penuh pesan sosial.

Cerita ini menggambarkan tekanan sosial yang sering dialami perempuan modern: harus sukses, harus cantik, harus kuat, harus terlihat sempurna di depan semua orang.

Film ini seperti cermin yang memantulkan kenyataan bahwa “normal” bagi sebagian orang hanyalah standar yang dibentuk oleh ekspektasi.

Dan ketika tekanan itu terlalu besar, seseorang bisa kehilangan jati dirinya—seperti yang dialami Milla.

Kategori :