JAKARTA, PostingNews.id – Presiden Prabowo Subianto kembali menyoroti besarnya kebocoran negara akibat tambang timah ilegal di Bangka Belitung. Dalam kunjungannya ke kawasan PT Timah, ia menyebut total kerugian negara mencapai angka fantastis, sekitar Rp 300 triliun. Angka itu, kata dia, hanya dihitung dari enam perusahaan tambang ilegal yang beroperasi di wilayah tersebut.
“Bayangkan kerugian negara dari enam perusahaan ini saja, kerugian negara total 300 triliun. Kerugian negara sudah berjalan 300 triliun,” ujar Prabowo dalam keterangan pers di Kepulauan Bangka Belitung yang dipantau lewat Youtube Sekretariat Presiden pada Senin 8 Oktober 2025.
Prabowo meyakini bahwa dengan langkah penegakan hukum yang tegas, pemerintah bisa menyelamatkan potensi ratusan triliun rupiah di masa depan.
Ia juga menegaskan bahwa langkah ini menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memberantas penyelundupan, tambang ilegal, dan semua bentuk pelanggaran hukum. “Kami tegakkan dan kami tidak peduli siapa-siapa yang ada di sini,” kata Prabowo menegaskan.
BACA JUGA:Luhut Angkat Jempol untuk Prabowo dan Jokowi, Katanya Pemimpin yang Guyub Itu Langka
Dalam kunjungan tersebut, Prabowo menyaksikan penyerahan barang rampasan negara dari hasil penindakan kasus tambang timah ilegal di kawasan PT Tinindo Internusa, Kecamatan Bukitintan, Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Barang rampasan itu berupa enam smelter dan sejumlah aset besar dari enam perusahaan tambang timah yang melakukan kegiatan tanpa izin di wilayah konsesi PT Timah. Semua aset itu kini telah diserahkan kembali kepada PT Timah untuk dikelola.
Kejaksaan Agung sebelumnya sudah menyita seluruh aset tersebut. Prabowo menjelaskan, nilai aset yang disita berada di kisaran Rp 6 hingga Rp 7 triliun. Ia memuji kerja aparat hukum yang berhasil mengamankan barang bukti dan memastikan hasilnya kembali ke tangan negara.
Namun, nilai itu ternyata hanya sebagian kecil dari potensi sesungguhnya. Prabowo yang juga mantan Menteri Pertahanan mengungkapkan bahwa kawasan smelter yang disita itu menyimpan potensi sumber daya yang jauh lebih berharga.
BACA JUGA:PSI Doakan yang Ganggu Hubungan Prabowo dan Jokowi Dapat Hidayah Politik
Di dalamnya terdapat tumpukan tanah jarang yang mengandung mineral monasit, yakni bahan yang banyak digunakan untuk industri teknologi tinggi, energi, dan manufaktur canggih. “Monasit itu 1 ton nilainya bisa ratusan ribu dolar bisa sampai US$ 200.000 dari monasit. Padahal total ditemukan puluhan ribu ton mendekati 4.000 ton di satu perusahaan ini saja,” kata Prabowo.
Dengan nilai konversi sekitar Rp 16.400 per dolar, satu ton monasit bisa bernilai lebih dari Rp 3,2 miliar. Jika benar ditemukan ribuan ton, potensi ekonomi yang tersembunyi di balik tanah jarang itu bisa menyaingi nilai tambang timahnya sendiri.
Prabowo menyebut temuan ini sebagai alarm bahwa eksploitasi ilegal bukan sekadar kehilangan logam, tetapi juga kehilangan masa depan industri nasional.
Sekretariat Presiden merilis data lengkap barang rampasan yang diserahkan ke negara. Daftarnya panjang, menunjukkan betapa besar operasi ilegal yang berhasil diungkap.
BACA JUGA:Dedi Mulyadi Minta Rp1.000 Sehari dari Warga Jabar, Bakal Lari ke Mana Duitnya?