Israel Gelontorkan Rp14,9 Miliar untuk Kampanye Influencer Pro-Perang, Netanyahu: Kini, Sejata Penting itu Media Sosial!

Sabtu 04-10-2025,16:00 WIB
Reporter : M. Rafa Nugraha
Editor : Aswan

POSTINGNEWS.ID --- Otoritas Israel kini tidak hanya mengerahkan pasukan di medan perang, tetapi juga di ranah digital dengan menggunakan influencer media sosial untuk mengubah arah opini publik global. 

Setiap unggahan yang dibuat influencer dalam mendukung narasi Israel di platform seperti TikTok dan Instagram dikabarkan dihargai hingga US$ 7.000 atau sekitar Rp 116,2 juta. 

Strategi ini terungkap saat banyak kalangan internasional mulai menuding Israel melakukan genosida di Jalur Gaza.

Menurut laporan Middle East Monitor, dilansir pada hari Jumat, 3 Oktober 2025, pemerintah Israel melihat ruang digital sebagai arena utama untuk memengaruhi persepsi masyarakat dunia. 

BACA JUGA:Lowongan Kerja KAI Commuter 2025 Resmi Dibuka! Ini Cara Daftar & 8 Posisi Bergengsinya

Kampanye propaganda itu didukung dengan teknik manipulasi algoritma, pemanfaatan kecerdasan buatan, hingga kolaborasi tersembunyi dengan sejumlah media. 

Tujuannya adalah menangkis kritik keras yang semakin tajam terhadap agresi militer yang terus berlangsung di Gaza.

Dokumen yang diajukan berdasarkan Undang-undang Pendaftaran Agen Asing Amerika Serikat (AS) mengungkap bagaimana proyek ini dirancang secara luas untuk menggeser wacana publik, khususnya di kalangan generasi muda. 

Kementerian Luar Negeri Israel bekerja sama dengan kontraktor Bridges Partners, dengan nilai kontrak fantastis untuk mendanai kampanye influencer tersebut.

BACA JUGA: Puan Maharani Tegaskan DPR Fokus Awasi Isu Strategis, dari Transportasi Online hingga Judi Digital

Operasi ini diberi nama “Proyek Esther” dan disebut sebagai salah satu inisiatif paling ambisius Israel di ranah digital. 

Menurut data Responsible Statecraft, anggaran yang disiapkan mencapai US$ 900.000 atau sekitar Rp 14,9 miliar. 

Dari dana tersebut, antara Juni hingga September 2024, tercatat ada 75 hingga 90 postingan berbayar yang dipublikasikan oleh para influencer pro-Israel.

Menariknya, nama “Proyek Esther” juga dipakai oleh lembaga think-tank sayap kanan Amerika Serikat, Heritage Foundation, dalam kampanye mereka melawan retorika antisemitisme di kampus-kampus AS. 

BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Tetap Jalan Meski Kasus Keracunan Meningkat

Kategori :