Bayangkan kalau desa transmigrasi yang awalnya cuma pemukiman baru, berubah jadi sentra riset dan inovasi. Bukan mustahil, kawasan ini nantinya bisa jadi episentrum ekonomi baru Indonesia.
Selain memperkuat kapasitas sumber daya manusia, transmigrasi versi baru ini juga bakal bikin desa makin terkoneksi dengan dunia luar. Dengan kolaborasi Jepang, ada peluang besar untuk transfer teknologi, pengembangan produk unggulan daerah, bahkan membuka akses ekspor.
Kalau sukses, desa transmigrasi bukan lagi sekadar tempat tinggal baru, tapi bisa jadi desa modern yang mandiri, berkelanjutan, dan punya daya saing global.
BACA JUGA:Singapura Pertimbangkan Akui Palestina, Netanyahu Kian Terpojok di Dunia Internasional
Lifestyle Anak Muda: Desa yang Nggak Ketinggalan Zaman
Menariknya, konsep ini bisa jadi daya tarik buat generasi muda. Banyak anak muda yang biasanya lebih tertarik tinggal di kota besar, bisa jadi berubah pikiran kalau desa transmigrasi sudah dilengkapi teknologi canggih, internet cepat, peluang bisnis baru, sampai akses internasional lewat program kampus global.
Dengan kata lain, transmigrasi sekarang nggak cuma soal pemerataan penduduk, tapi juga soal gaya hidup masa depan: tinggal di desa tapi tetap terkoneksi ke dunia.