POSTINGNEWS.ID --- Nama Indonesia kembali menggema di panggung dunia. Dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara khusus menyinggung pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto terkait isu Palestina.
Momen ini sontak menjadi sorotan internasional karena untuk pertama kalinya dalam forum global, Israel memberi sinyal terbuka menanggapi ucapan presiden dari negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
BACA JUGA:Pidato Prabowo di PBB 2025 Bikin Merinding: Serukan Harapan di Tengah Dunia yang Luka
Netanyahu Kutip Pernyataan Prabowo
Dalam pidatonya di markas besar PBB, New York, Kamis (26/9/2025), Netanyahu menyebut pernyataan Prabowo beberapa hari sebelumnya sebagai “kata-kata penyemangat.”
“Dan saya mencatat, seperti yang saya yakin Anda demikian, kata-kata penyemangat yang diucapkan di sini oleh Presiden Indonesia, ini adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di antara semua negara,” kata Netanyahu.
Ucapannya langsung memicu spekulasi apakah Israel tengah membaca peluang perubahan arah hubungan dengan Indonesia.
Prabowo Tegas: Akui Palestina Dulu, Baru Indonesia Akui Israel
Sebelumnya, pada Selasa (23/9/2025), Presiden Prabowo Subianto berpidato di forum yang sama. Ia menegaskan posisi Indonesia yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.
“Indonesia akan mengakui Israel hanya jika mereka terlebih dahulu mengakui negara Palestina dan menjamin keberadaannya,” tegas Prabowo.
Pernyataan ini memperlihatkan garis diplomasi Indonesia yang tetap teguh pada prinsip “dua negara” (two-state solution), namun sekaligus membuka ruang dialog jika Israel memenuhi syarat tersebut.
BACA JUGA:Pidato Prabowo Soal Two State Palestina-Israel di PBB Bikin Puan Senang: Kami Bangga dengan Presiden
Dampak Global: Indonesia di Persimpangan Diplomasi
Respons Netanyahu terhadap pernyataan Prabowo dianggap tidak biasa. Bagi banyak pengamat, hal ini menunjukkan betapa pentingnya posisi Indonesia dalam percaturan politik internasional, khususnya di Timur Tengah.
Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dengan mayoritas penduduk Muslim, sikap Indonesia bisa menjadi jembatan penting antara blok negara-negara Islam dan Israel.
“Ucapan Netanyahu itu bukan sekadar basa-basi. Ini pertanda Israel sedang membaca kemungkinan arah baru dalam diplomasi global,” ujar seorang analis hubungan internasional.