JAKARTA, PostingNews.id – Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menampar balik Menteri HAM Natalius Pigai yang sebelumnya bilang orang-orang yang hilang pasca demo Agustus 2025 itu cuma “belum terlihat” atau “belum kembali ke rumah.”
Buat YLBHI, pernyataan macam itu tak lebih dari upaya denial negara terhadap tragedi yang jelas-jelas terjadi di lapangan.
Wakil Ketua YLBHI, Arif Maulana, tegas menekankan bahwa tugas negara bukan memperdebatkan istilah, melainkan memastikan warganya ditemukan.
“Justru mereka tidak perlu denial, tapi pastikan cari dan temukan,” kata Arif kepada wartawan, Kamis, 18 September 2025.
BACA JUGA:Kronologi Aneh Hilangnya Bima Permana Usai Kerusuhan Agustus, Mirip Skenario Film
Arif bahkan mempertanyakan logika pernyataan Pigai. Menurutnya, pemerintah harus jujur kapan persisnya seseorang boleh disebut hilang kalau sudah berminggu-minggu tak ada kabar?
“Ketika akhirnya masyarakat mengatakan ini hilang ya memang tidak ditemukan. Dan kalau kemudian harus dibilang terlalu dini sampai kapan?” tegasnya.
Dua Mahasiswa Masih Raib
Sementara itu, hingga kini dua nama masih jadi misteri: Muhammad Farhan Hamid (hilang sejak 31 Agustus) dan Reno Syahputra Dewo (hilang sejak 30 Agustus). Keduanya terakhir kali terlihat ikut aksi di depan Mako Brimob Kwitang.
Menurut YLBHI, hilangnya mereka tak bisa dilepaskan dari pola penangkapan sewenang-wenang aparat selama demo.
BACA JUGA:Kronologi Aneh Hilangnya Bima Permana Usai Kerusuhan Agustus, Mirip Skenario Film
Banyak orang ditangkap tanpa surat perintah, tanpa pemberitahuan ke keluarga, dan akhirnya dicatat sebagai orang hilang. Dari 44 laporan yang masuk ke KontraS, sekarang tinggal dua nama yang masih belum jelas nasibnya.
Bagi YLBHI, negara enggak bisa ngeles lagi. Tanggung jawab mutlak ada di pundak pemerintah untuk mencari dan menemukan mereka—bukan sibuk main kata-kata.