Publik Rindu Penyeimbang, PDIP Dinilai Pas di Luar Kekuasaan

Senin 08-09-2025,11:38 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

Survei nasional Kompas pada 1–5 Juli 2025 dengan 1.200 responden juga merekam citra parpol. Gerindra ada di puncak dengan citra positif 78 persen, disusul Demokrat 76,3 persen, Golkar 69,4 persen, PKB 66,9 persen, Nasdem 66,4 persen, PAN 65,6 persen, PKS 64,7 persen, dan PDI-P 51,1 persen.

Artinya jelas, publik agak ambigu. Di satu sisi, mereka ingin PDIP tetap jadi penyeimbang. Tapi di sisi lain, citra PDIP justru paling jeblok dibanding partai-partai yang berkuasa. Jadi semacam dilema: pengin oposisi, tapi yang ada citranya juga belum tentu meyakinkan.

Megawati Ogah Jadi Oposisi, Tapi Janji Galak Kalau Kekuasaan Melenceng

Sejalan dengan temuan survei Kompas yang menunjukkan publik menginginkan adanya partai penyeimbang di luar koalisi gemuk DPR, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan arah politik partainya.

Dalam pidatonya di kongres ke-6 PDIP di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 2 Agustus 2025, ia memastikan partainya tidak memosisikan diri sebagai oposisi, melainkan mengambil peran sebagai penyeimbang.

BACA JUGA:Sahroni Beri Pintu Maaf, Janji Tak Tempuh Jalur Hukum Asal Barang Jarahan Dikembalikan

“PDIP tidak memosisikan sebagai oposisi dan juga tidak semata-mata membangun koalisi kekuasaan. Kita adalah partai ideologis yang berdiri di atas kebenaran, berpihak pada rakyat dan bersikap tegas sebagai partai penyeimbang demi menjaga arah pembangunan nasional tetap berada dalam rel konstitusi dan kepentingan rakyat banyak,” ujar Megawati.

Ia menegaskan, PDIP tetap akan mendukung kebijakan Prabowo Subianto sejauh berpihak kepada rakyat. “Kita juga akan bersuara lantang dan bertindak tegas terhadap setiap penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila, keadilan sosial dan amanat penderitaan dan saya tambahkan hukum yang berkeadilan,” ujarnya.

Menurut Megawati, keberpihakan ini bukan perkara posisi partai apakah berada di dalam atau di luar pemerintahan. Baginya, yang terpenting adalah konsistensi pada kebenaran serta moralitas politik sebagaimana diajarkan Sukarno.

“Peran strategis PDIP dalam wajah demokrasi Indonesia yang susah payah telah kita laksanakan yang dengan nama reformasi sebagai kekuatan ideologis, sebagai penyeimbang konstitusional dan kembali sebagai pelopor perjuangan rakyat,” katanya.

Kategori :