JAKARTA, PostingNews.id – Setelah foto seorang pria berseragam militer diamankan oleh pasukan Brimob saat unjuk rasa berdarah di Jakarta viral di media sosial, publik ramai berspekulasi apakah tentara sedang menyusup ke demonstrasi? Apakah TNI dan Polri sedang main tarik urat di tengah gas air mata?
TNI, melalui Kepala Pusat Penerangan Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah, buru-buru meluruskan narasi yang terlanjur melaju kencang di jagat maya. Menurut Freddy, prajurit yang tertangkap kamera itu bukan provokator demo, melainkan agen intelijen dari Bais TNI yang sedang menjalankan tugas mulia: memantau aksi unjuk rasa, melakukan deteksi dini, dan—tentu saja—tidak membakar pom bensin seperti yang ramai dituduhkan netizen.
“Dari pemberitaan yang luas terkait dengan TNI dalam kerusuhan. Nah, TNI ditangkap Polri, kemudian TNI provokator, bagi kami statement itu, pemberitaan itu betul-betul melukai hati para prajurit,” ujar Freddy penuh perasaan.
Freddy, didampingi jajarannya dari TNI dan Polri, menjelaskan dengan rinci. Pada malam itu, 28 Agustus 2025, Mayor SS bersama empat rekan lainnya sedang menyusuri wilayah Slipi hingga Pejompongan. Di tengah gas air mata yang menyeruak, mereka sempat berpisah sejauh 50 meter.
BACA JUGA:MKD DPR Siap Periksa 5 Anggota Nonaktif yang Bikin Gaduh di Tengah Aksi Demo
Di situlah momen “tertangkap” itu terjadi—Mayor SS sedang duduk di atas motor, ketika tiba-tiba Brimob datang dan sedikit keliru menangkap.
Namun suasana menjadi lebih hangat setelah Mayor SS menunjukkan kartu anggota dan menjelaskan sedang bertugas. Lantas?
“Selanjutnya saling berjabat tangan dan kartu tugas dikembalikan dan yang tertua Brimob langsung pergi bergabung ke pasukan Brimob lainnya,” ucap Freddy.
Freddy menyebut narasi yang beredar itu bukan cuma salah, tapi juga framing negatif yang sarat kebencian. TNI menilai ada upaya sistematis untuk membenturkan mereka dengan rekan satu seragam negara lain.
BACA JUGA:Tunjangan DPRD NTT Tembus Rp41,4 M Setahun Saat 1 Juta Warga Hidup di Bawah Rp18 Ribu Sehari
Sayangnya, Freddy enggan menyebut siapa dalangnya. Bisa jadi, netizen terlalu imajinatif atau mungkin terlalu cepat menyimpulkan dari satu foto dan caption yang clickbait.
Tak hanya insiden Mayor SS, Freddy juga membantah empat berita hoaks lainnya:
- Di Palembang, seorang prajurit TNI disebut demo, padahal cuma sedang cari makan.
- Di Medan, pria bernama Fajri sempat mengaku anggota TNI dan dituduh provokator. Hasilnya? Ia ternyata warga sipil, profesinya di bidang transportasi.
- Di Ternate, seorang remaja 16 tahun dituduh TNI. Ternyata? Masih pelajar.
- Di Bogor, seorang pria disebut disuruh anak anggota TNI menyerang markas Brimob Cikeas. Fakta? Hoaks. Kapolres Bogor sudah bilang tidak benar.
TNI mengajak masyarakat berpikir jernih. Bahwa tidak semua yang memakai loreng adalah TNI dan tidak semua yang tertangkap kamera sedang duduk di SPBU adalah provokator.