Namun, analisis berbeda datang dari Lili Romli, peneliti senior Pusat Riset Politik BRIN. Menurutnya, pergantian Bambang Pacul sejalan dengan ambisi PDI-P membangun organisasi modern dan profesional.
“Kalau pernyataan dari para kader PDIP, pergantian itu karena tidak boleh lagi ada rangkap jabatan sehingga fokus pada tugasnya masing-masing. Untuk Pak Bambang Pacul agar fokus tugas sebagai Ketua Bappilu di DPP PDI-P,” jelasnya.
Lili menilai keputusan ini tepat untuk menegaskan pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas. "Seseorang dalam organisasi modern harus ada pembagian kerja dan tugas yang jelas, tidak boleh rangkap jabatan,” tegasnya.
Meski begitu, Lili tak menampik pergantian Bambang Pacul memunculkan spekulasi politik terkait hasil Pemilu 2024. Di Jawa Tengah, PDI-P memang masih menang, tapi perolehan suaranya turun dibanding Pemilu 2019.
“PDIP di Jateng yang notabene kandang banteng, terpuruk, tidak sejaya pada pemilu sebelumnya. Dalam konteks itu kemudian muncul spekulasi pergantian ini sebagai bagian dari evaluasi,” ujarnya.
Penunjukan FX Rudy pun dinilai penuh makna. Menurut Lili, Rudy dipersiapkan untuk melakukan konsolidasi total agar PDIP berjaya kembali di Jateng dan menangkal penetrasi partai lain, khususnya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kini didukung penuh Presiden ke-7 RI Joko Widodo.