Hasto Kristiyanto, meski berpengalaman, dinilai kecil peluangnya kembali jadi sekjen karena bayang-bayang kasus suap yang pernah menjeratnya, walau ia sudah mendapat amnesti Prabowo.
Lili memprediksi, kejutan yang dimaksud Puan adalah nama yang selama ini tak banyak dibicarakan. Andi Widjajanto, mantan Gubernur Lemhannas dan Sekretaris Kabinet, disebutnya punya kans besar. “Dia dekat dengan Ibu Mega, seorang ideolog, komunikasinya baik, tidak meledak-ledak, dan bisa menerjemahkan apa maunya Ibu Megawati,” katanya.
Jika Andi terpilih, ia bakal menjadi loyalis Mega yang langsung bersinggungan dengan strategi elektoral Jokowi di Pemilu mendatang. “Citra PDIP bisa pulih kembali,” ujarnya.
BACA JUGA:Kucing Lokal Ternyata Simbol Kekayaan Genetik Indonesia, Begini Kata Dokter Hewan
Dosen FISIP UIN Jakarta, A Bakir Ihsan, sependapat. Menurutnya, Andi bukan hanya representasi regenerasi kader 1970-an — lahir 1971, seusia dengan Puan (1973) — tapi juga intelektual yang mampu memberi citra baru PDIP. “Mas Andi bisa melengkapi citra yang ada di PDIP. Menjelaskan ideologi partai bukan sekadar emosional, tetapi ideologi yang rasional,” ujarnya.
Loyalitas Andi juga diuji saat memilih mundur dari Gubernur Lemhannas karena berbeda sikap dengan Jokowi pada Pilpres 2024. “Kalau pertimbangan pragmatis, ngapain harus keluar dari jabatan itu, sudah enak. Tetapi dia tidak memilih itu,” kata Bakir.
Senada dengan Lili, Bakir menilai Pramono memang punya jam terbang politik tinggi, namun keberhasilan sebagai gubernur akan jadi modal elektoral yang lebih berguna jika ia fokus di Jakarta. “Biarkan yang punya jabatan kepala daerah didukung untuk menyukseskan tugasnya itu,” katanya.