JAKARTA, PostingNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ungkap penyebab udara dingin dan cuaca ekstrem, terutama pada malam hari.
Menurut Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, hal tersebut terjadi karena udara kering dari Australia yang membuat udara saat malam hari lebih dingin dan lebih terasa oleh masyarakat di wilayah selatan garis Khatulistiwa.
"Kalau mengenai hawa dingin yang sekarang itu sebenarnya akan lebih didominasi oleh kejadian yang di selatan Khatulistiwa, khususnya saudara-saudara kita yang di pulau Jawa, Jawa Tengah, Jawa Timur, itu karena udara kering yang dari Australia itu, monsun Australia sifatnya lebih kering," ujar Ardhasena dalam konferensi pers secara daring pada Senin, 6 Juli 2025.
BACA JUGA:Belum Semua Jalur Dibuka, SPMB di Jakarta Masih Berjalan
Meski berbarangan, Ardhasena menjelaskan bahwa udara dingin ini tidak berkaitan dengan fenomena Aphelion. Aphelion adalah momen ketika Bumi 'berjauhan' sejenak dari pusat tata surya.
Sementara itu, Ketua BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan anomali cuaca ekstrem ini sudah terjadi sejak Mei 2025 hingga Oktober mendatang.
"Ini artinya selama musim kemarau, sesuai yang kami prakirakan sebelumnya akan mengalami curah hujan di atas normal yang harusnya terjadi di musim kemarau atau cenderung ke arah kemarau basah," jelas Dwikorita.
Dwikorita menjelaskan bahwa fenomena cuaca ekstrem yang baru-baru ini terjadi karena beberapa faktor atmosfer.
Dengan adanya fenomena tesebut, mantan Rektor Universitas Gajah Mada itu menjelaskan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat dalam sepekan kedepan.
BACA JUGA:Gunung Lewotobi Lakilaki Muntahkan Abu Vulkanik, Tingginya Mencapai 18 Ribu Meter
"Jadi, hujan yang sangat lebat hingga ekstrim tersebut, merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor atmosfer yaitu lemahnya monsun Australia dan hangatnya suhu muka laut menyebabkan kelembapan udara tinggi, terutama di wilayah selatan Indonesia," jelasnya.
Wilayah yang terdampak hujan lebat sepekan kedepan antara lain; Pulau Jawa bagian barat dan tengah, termasuk Jabodetabek, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan wilayah sekitarnya, Nusa Tenggara Barat termasuk Mataram, Maluku bagian tengah, Papua bagian tengah dan utara.