JAKARTA - Para ahli ungkap fakta mengejutkan kenapa kecoa mati dalam keadaan terbalik.
Terdengar sepele, tapi inilah salah satu fakta mengejutkan yang diungkapkan oleh ahli parasitologi dari IPB University, Dr drh Supriyono, baru-baru ini.
Dosen di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University ini mengungkapkan bahwa struktur tubuh kecoa justru membuatnya kesulitan membalikkan diri saat tengkurap, apalagi jika berada di permukaan yang licin.
“Kakinya panjang dan miring, jadi ketika terbalik di lantai yang halus, mereka bisa benar-benar terjebak,” ujarnya dalam keterangan kepada media.
BACA JUGA:Aldy Maldini Minta Maaf usai Aksi Tipu-tipunya Terbongkar: Ijinkan Saya Memperbaiki Hal Ini
Jika terlalu lama dalam posisi seperti itu, kecoa bisa mengalami dehidrasi hingga akhirnya mati. Jadi, ya—kecoa bisa kalah oleh gravitasi!
Yang membuat fakta ini semakin menarik, kecoa ternyata makhluk yang sangat tangguh.
Menurut Dr Supriyono, serangga ini mampu bertahan dari paparan radiasi dalam dosis yang jauh lebih tinggi daripada manusia.
“Kulit mereka tebal, dan sistem metabolisme yang unik membuat kecoa bisa mentoleransi radiasi dengan baik. Tapi tetap, dalam paparan ekstrem, mereka juga bisa mati,” jelasnya. Mitos bahwa kecoa bisa selamat dari ledakan nuklir memang tidak sepenuhnya salah.
BACA JUGA:Luar Biasa! 9 Tahun Komitmen LindungiHutan Bersama Komunitas Penjaga Alam
Fakta lain yang juga tak kalah mencengangkan: kecoa nyaris tidak mengalami perubahan evolusi selama jutaan tahun.
“Fosil kecoa zaman dulu sangat mirip dengan yang kita lihat sekarang. Ini menunjukkan mereka punya kemampuan adaptasi luar biasa,” kata Dr Supriyono.
BACA JUGA:MAXY Academy Luncurkan Program Sociopreneurship, Dorong Anak Muda Bangun Bisnis Berkelanjutan
Punya Sayap, Tapi Males Terbang?
Kamu mungkin pernah panik melihat kecoa “terbang menyerang”.
Tapi sebenarnya, mereka bukan penerbang ulung. Sayap pertama mereka lebih kaku, membuat kecoa lebih memilih merayap cepat daripada terbang.