Ngeri! Indonesia Jadi Negara Paling Berisiko Ancaman Serangan Siber di Asia Tenggara

Kamis 31-10-2024,17:35 WIB
Reporter : M. Rafa Nugraha
Editor : Priya Satrio

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Penelitian terbaru yang dirilis oleh perusahaan keamanan siber Trend Micro Incorporated menempatkan Indonesia di peringkat pertama di Asia Tenggara sebagai negara dengan risiko ancaman siber tertinggi. 

Hal ini diungkapkan dalam laporan bertajuk "Intercepting Impact: 2024 Trend Micro Cyber Risk Report," yang diperkenalkan pada 24 Oktober 2024 saat acara BFSI Cybersecurity Summit di Jakarta. 

Temuan ini memaparkan tingginya risiko serangan siber terhadap perangkat dan akun di Indonesia, khususnya oleh malware seperti ransomware dan ancaman berbasis kecerdasan buatan (AI).


Ilustrasi Hacker-jkomp-Capture Freepik

Dalam laporannya, Trend Micro mencatat bahwa dari total 22,6 juta perangkat di seluruh dunia yang menjadi sampel penelitian, 877.316 perangkat asal Indonesia dikategorikan berisiko tinggi. 

Selain itu, dari 53,9 juta akun yang dianalisis, ada sekitar 12.346 akun asal Indonesia yang terdeteksi sebagai akun dengan risiko tinggi terhadap ancaman siber. 

Indeks risiko siber Indonesia berada pada angka 44,0—lebih tinggi dari rata-rata Asia Tenggara yang berada di angka 43,2, menjadikan Indonesia negara paling rentan terhadap serangan siber di kawasan tersebut.

Kerentanan perangkat di Indonesia terutama dipicu oleh tingginya jumlah aplikasi dan sistem cloud yang terbuka terhadap ancaman siber. 

BACA JUGA:Viral Guru Sudah Tak Mau Tegur Muridnya Gara-Gara Takut Dilaporkan ke Polisi

Sebagai contoh, dalam kurun waktu penelitian, tercatat rata-rata 6.181.349 peristiwa akses aplikasi berisiko di Indonesia, yang menunjukkan betapa rentannya aplikasi cloud terhadap serangan. 

Hal ini menggarisbawahi tingginya eksposur perangkat Indonesia terhadap berbagai jenis serangan yang dapat disusupi oleh malware dan ancaman siber lainnya.

Indeks risiko siber yang dihasilkan dalam laporan ini didasarkan pada perhitungan beberapa indikator penting, yakni paparan risiko, jumlah serangan yang berhasil, serta konfigurasi keamanan perangkat. 

Indikator ini menciptakan pengkategorian tingkat risiko, dengan skor 0-30 untuk risiko rendah, 31-69 untuk risiko menengah, dan 70-100 untuk risiko tinggi. 

BACA JUGA:Bikin Geger! Mahalini dan Rizky Febian Minta Izin Pengesahan Atas Pernikahannya ke KUA

Meskipun berada dalam kategori menengah dengan skor 44,0, posisi Indonesia di atas rata-rata Asia Tenggara menyoroti tantangan keamanan siber yang signifikan di negara ini.

Kategori :