Makanan yang digoreng cenderung sulit dicerna oleh tubuh, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
BACA JUGA:3 Cara Jitu Mengatasi Sakit Salah Bantal, Sembuhkan Leher yang Nyeri
Ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti perut kembung, mulas, atau bahkan gangguan serius seperti penyakit perut.
Kadar lemak yang tinggi dalam gorengan juga dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan yang lebih serius seperti penyakit hati berlemak non-alkoholik.
Selain itu, proses penggorengan pada suhu tinggi juga menghasilkan senyawa karbon amonia (acrylamide) dalam makanan.
Senyawa ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, terutama kanker usus dan kanker lainnya.
Pemaparan terus-menerus terhadap karbon amonia dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan.
BACA JUGA:Motor Sering Overheat? Kenali Dampak Negatif Mesin yang Sering Kepanasan
Penggunaan minyak yang berkualitas rendah dan tidak stabil dalam proses penggorengan dapat menghasilkan senyawa-senyawa berbahaya seperti radikal bebas dan produk oksidasi yang dapat merusak sel-sel tubuh dan mempercepat proses penuaan.
Minyak yang teroksidasi juga dapat menghasilkan zat-zat berbahaya yang bersifat karsinogenik jika dikonsumsi secara terus-menerus dalam jangka panjang.
Dengan memahami bahaya-bahaya yang terkait dengan konsumsi gorengan, penting bagi kita untuk mengontrol dan membatasi asupan makanan ini dalam diet sehari-hari.
Pilihan camilan yang lebih sehat seperti buah-buahan segar, kacang-kacangan, atau makanan yang dikukus atau dipanggang lebih disarankan untuk menjaga keseimbangan nutrisi dan mencegah risiko kesehatan yang tidak diinginkan.
Kesadaran akan dampak negatif dari makanan yang digoreng adalah langkah pertama menuju gaya hidup yang lebih sehat dan terjauh dari risiko penyakit.