Tanda lain yang menunjukkan perlunya penggantian air radiator adalah suhu mesin yang lebih tinggi dari biasanya atau seringnya terjadi overheating.
Jika indikator suhu di dashboard menunjukkan suhu yang lebih tinggi dari normal atau jika mesin sering mengalami panas berlebih, ini bisa menjadi tanda bahwa air radiator sudah tidak berfungsi dengan optimal.
BACA JUGA:Idul Adha Jangan Kebanyakan Makan Rendang, Ingat Bahaya Santan
Selain itu, perhatikan juga adanya endapan atau kerak di dalam radiator dan komponen pendingin lainnya yang bisa menyumbat aliran air dan mengurangi efisiensi pendinginan.
Selain tanda-tanda tersebut, kondisi fisik radiator dan komponen sistem pendingin lainnya juga perlu diperhatikan.
Jika terdapat kebocoran, baik di radiator itu sendiri, selang, atau sambungan, air radiator akan berkurang dan sistem pendinginan tidak akan bekerja dengan efektif.
Pemeriksaan rutin pada komponen-komponen ini dan memastikan tidak ada kebocoran adalah langkah penting dalam perawatan radiator.
Untuk mengganti air radiator, langkah-langkah yang harus diikuti meliputi, menguras cairan pendingin lama, membersihkan sistem pendingin jika perlu dan mengisi dengan cairan pendingin baru sesuai spesifikasi pabrikan.
BACA JUGA:Mau Punya Alis Mata yang Tebal? Ini Tipsnya
Pastikan kendaraan dalam keadaan dingin sebelum memulai proses penggantian untuk menghindari risiko terbakar dari air radiator yang panas.
Gunakan air radiator atau coolant yang direkomendasikan oleh pabrikan untuk memastikan kompatibilitas dan kinerja optimal.
Selain penggantian air radiator secara rutin, menjaga sistem pendingin tetap dalam kondisi baik juga melibatkan pemeriksaan dan perawatan berkala.
Pastikan level cairan pendingin selalu berada di antara batas minimum dan maksimum yang ditandai pada tangki reservoir.
Jangan lupa untuk memeriksa kondisi tutup radiator, karena tutup yang rusak bisa menyebabkan kehilangan tekanan dan mengurangi efisiensi pendinginan.