Yang patut dicatat adalah tidak adanya kasus kematian yang dilaporkan selama periode tersebut.
Berbicara tentang varian KP.1 dan KP.2, dr Syahril menjelaskan bahwa kedua varian turunan dari JN.1 ini memang telah terdeteksi di beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Kamboja.
Namun, hingga saat ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kedua varian ini lebih mudah menular atau menyebabkan gejala yang lebih parah dibandingkan dengan varian COVID-19 lainnya.
BACA JUGA:Barcelona Rekrut Hansi Flick, Padahal Dalang Tragedi Pembantaian 8-2 di Tahun 2020
"Pemerintah Singapura melaporkan proporsi sublineage didominasi oleh sublinegae KP.1 dan KP.2. Belum ada indikasi, baik di global ataupun di lokal Singapura, bahwa dua subvarian ini menjadi lebih menular ataupun menjadi lebih dapat menyebabkan sakit berat, dibandingkan dengan varian yang lainnya," sambungnya.
Informasi ini menunjukkan bahwa meskipun ada perkembangan terkait varian baru, belum ada kepastian mengenai potensi dampaknya terhadap penyebaran virus atau tingkat keparahan penyakit.
Oleh karena itu, penting untuk terus memantau penyebaran dan karakteristik varian-varian baru ini melalui kerjasama internasional dan penelitian yang berkelanjutan.
Langkah-langkah pencegahan yang telah diterapkan, seperti vaksinasi dan penggunaan protokol kesehatan yang ketat, tetap menjadi pondasi penting dalam upaya memerangi pandemi ini secara efektif.