JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Semua orang menyukai keju, tetapi banyak yang cenderung menghentikannya dari diet karena tingginya kadar lemak jenuh dan natrium.
"Beberapa makanan, seperti makanan tinggi lemak jenuh dan natrium, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskular,” Dr. Cheng-Han Chen, ahli jantung intervensi bersertifikat.
Sebaliknya, pola makan nabati, tinggi serat, dan rendah lemak jenuh dapat bermanfaat bagi kesehatan jantung.
Akan tetapi masih ada kabar baik bagi pecinta keju.
BACA JUGA:Memasuki Akhir Ramadan, Ini Besaran Zakat Fitrah di Beberapa Daerah Indonesia
"Keju dapat menjadi bagian dari pola makan yang menyehatkan jantung,” Chen meyakinkan, seraya menambahkan bahwa ada hal-hal yang harus diwaspadai saat mengonsumsi keju sebagai bagian dari pola makan yang menyehatkan jantung.
Keju yang Anda pilih tidak boleh “terlalu tinggi lemak jenuh dan natriumnya, serta [dimakan] secukupnya”.
Konon, Chen memilih keju mozzarella sebagai salah satu yang terbaik untuk kesehatan jantung.
"Ini adalah sumber protein dan kalsium yang baik, bahkan mengandung probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan usus dan kekebalan tubuh,” jelasnya.
BACA JUGA:Buah Hati Tercinta Demam? Cek Darah Kalau Sudah Begini
"Mozzarella segar juga lebih rendah lemak jenuh dan natrium dibandingkan keju lainnya.”
Menurut Departemen Pertanian AS, satu ons keju mozzarella mengandung 6,29 gram protein, 143 miligram kalsium, 138mg sodium dan 3,94g lemak jenuh.
Karena mozzarella lebih rendah natrium dan lemak jenuhnya, ini merupakan pilihan yang lebih baik dibandingkan keju lainnya, kata Chen. Ini juga tinggi protein dan meningkatkan kesehatan tulang dengan kandungan kalsiumnya.
Namun, kandungan natrium pada mozzarella bisa berbeda-beda, jadi pastikan untuk memeriksa label nutrisi sebelum menambahkannya ke keranjang Anda.
Sebaiknya hindari keju mozzarella yang mengandung terlalu banyak natrium, karena dapat meningkatkan tekanan darah dan efek lainnya,” kata Chen.