JAKARTA, POSTINGNEWS.ID – Menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK), pekerja perlu melakukan penyesuaian dalam pengelolaan keuangan mereka.
Situasi ini menjadi lebih kritis, terutama bagi pasangan muda yang biasanya memiliki dua sumber penghasilan.
Bagaimana cara mengatur keuangan ketika salah satu dari pasangan kehilangan pekerjaannya?
Metta Anggriani, seorang perencana keuangan dan pendiri Daya Uang, menjelaskan bahwa ketika salah satu pasangan suami istri mengalami PHK, keluarga akan menghadapi tantangan keuangan yang serius.
BACA JUGA:Grab Pangkas 1.000 Karyawan, CEO Anthony Tan Bantah PHK Jadi Jalan Pintas 'Menuju Profit'
Ini berarti perubahan dari status double income menjadi single income.
Dalam menghadapi situasi ini, pasangan suami istri perlu meninjau kembali perencanaan keuangan mereka.
Langkah pertama adalah melihat kembali sejauh mana komposisi pengeluaran mereka sebelumnya sejalan dengan pendapatan saat ini.
Umumnya, rencana keuangan mengikuti komposisi standar, yaitu 50 persen untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk keinginan pribadi, dan 20 persen untuk tabungan atau investasi.
Namun, jika salah satu dari pasangan kehilangan pekerjaannya, bagian dari tabungan atau pengeluaran kecil mungkin perlu dikurangi.
BACA JUGA:Rokok Vape Apa Benar Lebih Berbahaya daripada Tembakau? Coba Simak Penjelasan Ini
Di sisi lain, pengeluaran untuk kebutuhan pokok biasanya tidak dapat dipangkas secara signifikan, karena ini melibatkan kebutuhan sehari-hari yang harus segera terpenuhi.
Selain meninjau ulang pengeluaran dan tabungan, pekerja yang mengalami PHK juga perlu mencari pekerjaan lain.
Hal ini karena kebutuhan finansial tidak dapat diabaikan dalam jangka waktu yang lama.
Dalam situasi seperti ini, perencanaan keuangan yang cermat dan perubahan dalam gaya hidup mungkin diperlukan untuk menjaga stabilitas keuangan keluarga.