JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Kerja sama antara Italia dan Cina tidak sesuai harapan Italia setelah negara tersebut bergabung dengan Belt and Road Initiative (BRI) yang digagas oleh Cina pada tahun 2019.
Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, menyampaikan pada Sabtu (2/9) bahwa nilai perdagangan antara kedua negara pada tahun sebelumnya masih lebih rendah dibandingkan Cina dengan Prancis atau Jerman.
"Jika kita mengevaluasi, hasilnya tidak sesuai dengan harapan kita," ungkap Tajani .
Italia telah menandatangani perjanjian dengan Cina, meskipun langkah ini mendapat protes dari sekutunya seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE).
Italia menjadi negara Barat pertama yang mengambil tindakan tersebut.
Dalam kerangka perjanjian tersebut, kedua negara sepakat untuk menjalankan kesepakatan bisnis dalam berbagai sektor.
Kerja sama tersebut meliputi bidang energi, transportasi, industri, hingga keuangan.
Mereka juga telah bekerja sama dalam proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai secara bersama-sama.
"Parlemen harus menilai dan memutuskan apakah akan memperpanjang keterlibatan kami dalam proyek ini atau tidak," ujar Tajani.
Perjanjian antara Italia dan Cina saat ini akan berakhir pada Maret 2024.
Italia memiliki waktu hingga Desember tahun ini untuk secara resmi mengakhiri partisipasinya dalam perjanjian tersebut.
Jika tidak, kemitraan itu otomatis akan diperpanjang selama lima tahun.
Kategori :