JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Kali ini kita akan membahas mengenai tradisi yang ada di dalam Suku Fore dimana tradisinya sangat mengerikan.
Tradisi yang mengerikan dari Suku Fore salah satunya yaitu memakan mayat.
Akan tetapi, dengan cara memakan mayat tersebut sebagai tanda suatu penghormatan sebelum mayat dikuburkan.
BACA JUGA:Gilak, Baterai OPPO Reno 10 5G Bisa Tahan Seharian Loh Meskipun Dipakai Terus!
Akan tetapi, dengan adanya tradisi memakan makan sebelum proses penguburan tersebut menjadi sebuah malapetaka.
Sejak tahun 1950 silam banyak anggota suku Fore yang menderita penyakit aneh yang disebut dengan penyakit kuru.
Penyakit kuru yaitu Penyakit membuat mereka menggigil, kehilangan keseimbangan, kesulitan berbicara, dan akhirnya mati.
Biasanya bagian mayat yang dimakan adalah bagian otak mayat tersebut.
BACA JUGA:Rezeki Makin Lancar, Ustadz Syafiq Riza Basalamah Ajarkan Ini!
Para ilmuwan pun menyelidiki suku itu kini telah menemukan bahwa kebiasaan makan otak suku Fore telah menghasilkan perkembangan resistensi genetik terhadap penyakit.
Adapun Gejala kuru mirip dengan penyakit Creutzfeldt-Jakob (CJD) atau penyakit sapi gila (BSE) pada hewan. Penyakit kuru pertama kali ditemukan oleh seorang dokter Australia bernama Vincent Zigas pada tahun 1957.
Ia bekerja sama dengan seorang antropolog Amerika bernama Shirley Lindenbaum untuk meneliti suku Fore dan tradisi kanibalisme mereka.
Mereka menemukan bahwa penyakit kuru lebih banyak menyerang perempuan dan anak-anak daripada laki-laki.
BACA JUGA:Manuver 'Lompat Pagar' Muhaimin dari Prabowo ke Anies Baswedan Dipuji Pengamat
Hal ini karena perempuan dan anak-anak biasanya mendapatkan bagian otak, hati, dan ginjal dari mayat yang dimakan, sedangkan laki-laki mendapatkan bagian otot. Pada tahun 1961, seorang ahli biokimia Amerika bernama Carleton Gajdusek berhasil mengisolasi prion penyebab kuru dari otak penderita.