Warga Depok Harap Waspada! Sudah Tiga Hari Berturut-turut Menghirup Polusi Nomer Satu di Indonesia

Senin 28-08-2023,13:09 WIB
Reporter : Adinda R. Syam
Editor : Priya Satrio

Angin mungkin tidak dapat mendorong polutan keluar dari lembah jika angin tersebut tidak bisa melewati pegunungan.

Dalam situasi seperti itu, polutan bisa terkumpul dalam konsentrasi tinggi di daerah dataran rendah.

Namun, tidak hanya faktor alam yang berperan dalam menurunkan peringkat kota dengan polusi udara buruk.

BACA JUGA:Demi Kurangi Polusi Udara, Polda Metro Jaya Lakukan Penyemprotan Jalanan!

Kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah DKI Jakarta juga berkontribusi dalam menurunkan tingkat polusi udara di kota ini.

Meskipun Jakarta masih dikategorikan sebagai kota dengan kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif, langkah-langkah seperti aturan kendaraan ganjil-genap dan uji coba bekerja dari rumah (WFH) untuk pegawai ASN telah membantu mengurangi tingkat polusi udara di kota ini.

Selain itu, upaya Pemerintah untuk mengurangi polusi udara di wilayah Jabodetabek, termasuk Jakarta, juga dilakukan melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Melihat kondisi ini, IQAir merekomendasikan agar masyarakat Jakarta mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi kesehatan mereka dari paparan udara kotor yang berpotensi membahayakan.

BACA JUGA:Ngeri! Update Kualitas Udara Jakarta Kamis 24 Agustus 2023, Jadi Nomor 3 Terburuk di Dunia

Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain menggunakan masker, menggunakan penyaring udara dalam ruangan, menutup jendela, dan membatasi aktivitas di luar ruangan.

Tujuannya adalah melindungi kesehatan dari paparan udara kotor yang mengandung partikel PM2.5.

Partikel PM2.5 dapat meningkat karena berbagai faktor seperti cuaca panas, kebakaran, dan polusi lingkungan.

WHO telah mengidentifikasi bahwa partikel PM2.5 dapat menyebabkan berbagai masalah pernafasan seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), kanker paru-paru, gangguan kardiovaskular, kematian dini, dan penyakit paru-paru obstruktif kronis.

BACA JUGA:Transisi ke Energi Hijau: Solusi Menangkal Polusi Udara dan Perubahan Iklim Global

Menurut EPA.gov, partikel PM2.5 terlihat gelap dan kabur ketika dilihat dengan mata telanjang. Partikel ini dapat dilihat lebih jelas dengan menggunakan mikroskop elektron.

Partikel PM2.5 terbentuk dari berbagai bahan kimia yang berbeda. Proses terbentuknya partikel PM2.5 di atmosfer melibatkan reaksi bahan kimia seperti sulfur dioksida dan nitrogen oksida.

Kategori :