JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pola cuaca El Nino pada tahun ini telah menjadi ancaman serius bagi wilayah Asia Tenggara.
Di Indonesia, fenomena El Nino ini bahkan berpotensi membuat gletser di Pegunungan Jayawijaya, seperti 'salju abadi' Puncak Jaya, mencair dengan sangat cepat. Menurut Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia, perubahan iklim yang dipicu oleh El Nino, terutama pada 2015-2016.
Menyebabkan suhu permukaan menjadi lebih hangat dan mengakibatkan pencairan gletser di Puncak Jaya hingga 5 meter per tahun.
BACA JUGA:Kritik Roy Suryo terhadap Lagu 'Rungkad' dalam Acara HUT RI ke-78!
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa fenomena El Nino tahun 2023 memiliki potensi untuk mempercepat kepunahan tutupan es di Puncak Jaya.
Hal ini berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan di wilayah tersebut.
Salju abadi di Puncak Jaya telah mengalami pencairan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut pakar klimatologi BMKG, Donaldi Sukma Permana, gletser di Indonesia, termasuk Piramida Carstensz dan East Northwall Firn, terancam hilang dengan cepat.
BACA JUGA:Kritik Roy Suryo terhadap Lagu 'Rungkad' dalam Acara HUT RI ke-78!
Donaldi mengatakan bahwa gletser mungkin akan lenyap sebelum tahun 2026, atau bahkan lebih cepat, dan El Nino dapat mempercepat proses pencairannya.
Pencairan gletser ini tidak dapat dicegah, dan hal tersebut berdampak pada ekosistem regional dan berpotensi menyebabkan kenaikan permukaan laut global dalam satu dekade.
Gletser di Puncak Jaya telah menipis secara signifikan dari tahun ke tahun, baik dari segi ketebalan maupun luasnya.
Kehilangan gletser ini juga memiliki implikasi sebagai indikator perubahan iklim yang sensitif.
BACA JUGA:Indra Bekti dan Aldila Jelita Resmi Rujuk Setelah Bercerai!