RI Mau Borong Jet F-15EX dari AS, Pakar Minta Pemerintah Prioritaskan Kebutuhan Angkatan Laut

Rabu 23-08-2023,21:27 WIB
Reporter : Maulana Ali Firdaus
Editor : Deden Rinaldi

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Keputusan pembelian 24 pesawat tempur F-15EX dari Amerika Serikat (AS) telah mendapat sorotan dari para ekonom.
 
Mereka memperingatkan langkah tersebut bisa berdampak pada kondisi keuangan negara yang saat ini sedang mengalami tekanan.
 
Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef), menilai pembelian pesawat tempur tersebut berpotensi memperlebar defisit Neraca Pembayaran Indonesia.
 
Bank Indonesia (BI) mencatatkan defisit sebesar US$7,4 miliar dalam periode April hingga Juni 2023.
 
BACA JUGA: Wacana Ganjar-Anies Ternyata Akal-Akalan Surya Paloh
 
Tauhid menyarankan agar pemerintah melakukan pertukaran produk ekspor yang diperlukan oleh negara pemasok pesawat tempur, dalam hal ini AS.
 
Alternatif itu dapat menghindari pembelian langsung dengan anggaran negara yang dapat mempengaruhi belanja kementerian dan lembaga pemerintah.
 
Lebih lanjut, Tauhid mengingatkan bahwa pembelian tersebut harus diperhitungkan dengan baik.
 
Ia menilai belanja tersebut berpotensi memperburuk defisit jika pendapatan negara menurun.
 
BACA JUGA: Menduetkan Ganjar dan Anies Ternyata Tidak Mustahil
 
"Nah ini yang saya kira itu akan menambah defisit kalau misalnya memang kita pendapatan negaranya sekarang lagi jeblok," ujar Tauhid, Rabu (23/8).
 
Tauhid juga meragukan urgensi pembelian pesawat tempur F-15EX.
 
Menurutnya, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sebelumnya telah berencana membeli 42 unit Rafale dari Prancis serta telah meneken kontrak pembelian 12 unit pesawat nirawak ANKA dari Turki.
 
Tauhid juga meminta pemerintah memprioritaskan kebutuhan pertahanan di wilayah laut daripada udara, mengingat potensi ekonomi di laut belum dimanfaatkan sepenuhnya.
 
BACA JUGA: Mason Mount Flop, Erik ten Hag Kena Semprot
 
"Secara ekonomi yang sering kali kelupaan itu bukan angkatan udara, tapi laut ya," kata dia.
 
Ia menyarankan agar fokus anggaran dipindahkan ke infrastruktur dan isu-isu sosial yang lebih mendesak, terutama dalam tahun politik yang akan datang.
Kategori :