JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), menganggap kelompok pendukung Prabowo Subianto telah melakukan praktik politik pecah belah atau "devide at impera".
Hasto menilai Prabowo membujuk politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko, dengan iming-iming jabatan.
“(kubu Prabowo) terapkan devide at impera," kata Hasto, Minggu (20/8).
Menurut Hasto, hal ini dilakukan Prabowo untuk merusak kekompakan internal PDIP menjelang Pemilihan Presiden 2024.
Meski begitu, Hasto menilai hal tersebut merupakan kelemahan kubu Prabowo.
Meskipun Prabowo sudah didukung empat partai parlemen, yaitu Gerindra, Golkar, PKB, dan PAN, Hasto menyebut Prabowo masih belum percaya diri.
"Itu sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan diri dari pihak sana,” ujarnya.
Kendati sedang dipecah belah, Hasto meyakini hal itu akan memperkuat solidaritas internal PDIP dan pendukung Ganjar.
Sebelumnya, Budiman Sudjatmiko, politisi PDIP, menjadi sorotan usai mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo di Pilpres 2024.
Budiman pun kemudian dianggap telah "diculik" oleh kubu Prabowo.
Budiman sendiri mengatakan bahwa salah satu alasan mengapa ia kemudian mendukung Prabowo adalah karena ia terinspirasi oleh pemikiran Prabowo dalam bukunya yang berjudul "Paradoks Indonesia".
Budiman mengaku kagum kepada Prabowo, terutama terhadap pandangannya mengenai kedaulatan Indonesia.
"Saya terinspirasi setelah membaca buku ‘Paradoks Indonesia’," ungkap Budiman.
Budiman sendiri tidak masuk dalam daftar calon legislatif DPR RI dari PDIP untuk Pemilu 2024.
Hasto telah menegaskan bahwa PDIP tidak akan mentoleransi tindakan Budiman dan memberikan dua pilihan padanya: Keluar secara sukarela atau dipecat.
Keputusan mengenai nasib Budiman di PDIP akan diumumkan oleh Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP pada tanggal 21 Agustus 2023.
Kategori :