JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan mengenai potensi cuaca ekstrem di awal bulan Agustus.
Berdasarkan keterangan resmi dari BMKG, faktor cuaca global dan regional berpengaruh signifikan terhadap kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia dalam pekan mendatang.
Diperkirakan, wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian timur, dan Sulawesi akan mengalami kondisi cuaca dominan cerah berawan hingga berawan.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG di Wilayah Jabodetabek Hari Ini, Selasa 1 Agustus 2023
Namun, wilayah Sumatera bagian utara dan barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat pada siang dan malam hari.
BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati menghadapi potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dan fenomena cuaca lainnya.
Dampak yang mungkin terjadi akibat cuaca ekstrem ini antara lain banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan.
BMKG menyatakan bahwa beberapa aktivitas fenomena atmosfer regional dan lokal akan mempengaruhi pertumbuhan awan hujan di pekan awal Agustus.
Gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprediksi masih aktif di beberapa wilayah, seperti Sumatera bagian selatan, Jawa bagian barat hingga tengah, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan, Maluku, dan Papua.
Faktor-faktor ini berkontribusi terhadap potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
Selain itu, ada pemicu hujan berupa daerah konvergensi yang terjadi di beberapa lokasi seperti Laut Andaman, Perairan barat Sumatera, dari Kalimantan Timur hingga Malaysia, dari Laut Banda hingga Selat Makassar, dan dari Papua hingga Papua Barat.
BACA JUGA:Cara Ampuh Membunuh 'Serangan' Nyamuk di Kamar, Gatel-gatel Hilang Deh!Keadaan tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan sepanjang daerah konvergensi tersebut.
Sebelumnya, BMKG telah memprediksi bahwa El Nino akan mencapai puncaknya mulai bulan Agustus. Meskipun dalam kondisi lemah, El Nino berpotensi menyebabkan penurunan curah hujan, tetapi beberapa wilayah di Indonesia masih dapat terkena hujan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, sebelumnya juga telah mengingatkan tentang potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, mengingat kondisi geografis Indonesia yang kompleks dengan pengaruh dari dua samudera dan topografi yang bergunung-gunung di khatulistiwa.