JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa ia belum mengetahui secara mendalam tentang kericuhan yang terjadi dalam diskusi Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) dengan tema "Selamatkan Partai Golkar! Menuju Kemenangan Pileg 2024".
Kericuhan tersebut terjadi di salah satu restoran di Senayan, Jakarta pada Rabu, 26 Juli.
Airlangga menyampaikan pernyataannya di Lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta pada hari yang sama.
Insiden kericuhan itu dipicu oleh kehadiran sekelompok orang yang meminta diskusi dihentikan.
Kelompok tersebut juga meminta awak media yang sedang merekam diskusi untuk berhenti bekerja, dan bahkan ada seorang kamerawan dari TV nasional yang menjadi korban pemukulan di area kamera dan dagunya.
BACA JUGA:Viral! Mobil Terjebak di Jalan Cor yang Basah, Netizen: 'Biar Jadi Monumen'
Selain itu, seorang jurnalis yang mencoba merekam dengan menggunakan ponsel juga mengalami kekerasan karena ponselnya dirusak oleh kelompok tersebut.
Airlangga menyatakan bahwa pihaknya belum memiliki laporan mendalam mengenai insiden tersebut karena mereka baru saja keluar dari lokasi rapat di Istana Kepresidenan.
Menyikapi situasi yang semakin memanas, Kapolsek Metro Tanah Abang turut mendatangi lokasi kejadian.
Akibat kericuhan ini, diskusi yang awalnya dijadwalkan harus dibatalkan dan digantikan oleh konferensi pers.
BACA JUGA:Siap-siap Kagum! 7 Fakta Mengejutkan tentang Aplikasi Quora yang Tidak Banyak Orang Tahu!
Diskusi itu diadakan karena adanya desakan dari tiga organisasi masyarakat pendiri Partai Golkar agar segera diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa untuk memilih Ketua Umum Golkar yang baru menggantikan Airlangga Hartarto.
Pada saat itu, Airlangga juga bertemu dengan Presiden Joko Widodo dalam rapat internal di Istana Kepresidenan.
Dalam rapat tersebut, Airlangga membicarakan tentang devisa hasil ekspor.