JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Kapal uap megah, Titanic, yang dianggap sebagai kapal terbaik di zamannya, mengalami nasib tragis ketika menabrak gunung es di Samudera Atlantik utara.
Meskipun Titanic dirancang dengan kecanggihan dan kemewahan yang luar biasa, namun ketidakberdayaannya terhadap benturan dengan gunung es mengakibatkan kapal tersebut tenggelam ke dasar laut hanya dalam waktu seminggu setelah pelayaran.
Tentu saja, setelah tragedi tersebut, banyak pertanyaan yang muncul mengenai nasib gunung es yang ditabrak oleh Titanic.
Pada saat kejadian, informasi mengenai gunung es masih minim.
Namun, penulis bernama Thomas Towson dalam bukunya berjudul "Practical Information on The Deviation of The Compass" menyatakan bahwa gunung es memiliki karakteristik yang berbeda dengan batuan yang terbentuk selama ribuan tahun.
Beberapa gunung es, meskipun terlihat besar dan mengerikan, ternyata memiliki massa yang serupa dengan bebatuan.
Hal ini memungkinkan gunung es mampu menghancurkan benda yang menabraknya, termasuk kapal sebesar Titanic.
Diketahui bahwa beberapa gunung es bergerak ekstrim ke arah selatan melalui selat Timur Grand Bangka di timur Newfoundland setiap tahun.
BACA JUGA:Keutamaan Sholawat Jibril: Menggugurkan Dosa dan Ditinggikan Derajatnya!
Pada tahun 1912, daerah tersebut dikenal sebagai "Gang Gunung Es" yang dijaga oleh penjaga pantai Amerika Serikat.
Gunung Es yang ditabrak oleh Titanic kemungkinan bergerak dan terombang-ambing selama tiga tahun setelah kejadian tragis itu.
Perjalanan gunung es dari utara menuju ke selatan biasanya memakan waktu musim panas untuk menjauh dari kutub utara.
Namun, sebagian besar gunung es akan mencair dalam beberapa tahun setelah mengambang di laut. Hanya sekitar 1 persen dari gunung es yang mampu bertahan dalam zona gurun di laut lepas, yaitu daerah laut tropis.
BACA JUGA:INFO LOKER BUMN 2023: PT Pos Properti Indonesia Buka Lowongan Kerja, Lulusan SMK Bisa Melamar!