JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Seorang penemu bernama Aryanto Misel (68) mengambil keputusan mengejutkan setelah pulang dari Italia.
Setelah tiba di Indonesia dan kembali ke tempat tinggalnya di Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Aryanto Misel memutuskan untuk menjual teknologi yang disebut nikuba (niku banyu) atau air.
Nikuba adalah sebuah alat yang dirancang oleh Aryanto Misel yang mampu menggunakan air mineral murni yang telah dipisahkan dari kandungan logamnya sebagai bahan bakar mesin (BBM).
BACA JUGA:HOT LINK Dana Kaget Hari Ini, Senin 10 Juli 2023: Buruan Klaim Sebelum Kedaluwarsa!
Melalui teknologi nikuba ini, air diubah menjadi hidrogen yang dapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan motor dan mobil.
Meskipun teknologinya sama, nikuba yang digunakan untuk mobil berbeda dengan yang digunakan untuk sepeda motor. Keputusan untuk menjual teknologi nikuba ini diambil setelah melalui rapat keluarga.
Ia pun menceritakan kunjungannya ke Italia berawal didatangi kenalannya dari DKI Jakarta yang turut mengajak perwakilan dari perusahaan yang membuat peralatan elektronik untuk mobil Ferrari, Lamborghini, dan lainnya.
Bahkan, seluruh akomodasi dari mulai biaya transportasi hingga konsumsi ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan yang berbasis di negera asal Valentino Rossi tersebut.
BACA JUGA:Gercep! Download Higgs Domino Terbaru 2023, Ini Cara Supaya Anti Iklan
Namun, di hadapan perwakilan sejumlah perusahaan otomotif ternama itu Aryanto diminta membuka formula Nikuba tanpa pembicaraan mengenai kompensasi, sehingga merasa keberatan
"Jika diminta membongkar formulanya maka harus ada kompensasi, karena saya riset Nikuba selama lima sampai enam tahun ini juga enggak tangan kosong," kata Aryanto Misel.
BACA JUGA:Kisah Mukjizat Nabi Nuh Alaihissalam: Secara Dramatis Sukses Selamatkan Umatnya dari Azab Allah!
Ia menyampaikan, dalam kunjungannya selama 17 hari ke Italia juga sengaja tidak membawa prototipe Nikuba seperti permintaan kenalannya yang mengajaknya.
Aryanto pun mengibaratkan dirinya bakal "diperkosa" apabila langsung membawa Nikuba tanpa adanya kesepakatan mengenai kompensasi tersebut.
Namun, ternyata perwakilan perusahaan di Italia itu telah membeli alat serupa seperti Nikuba dari Rumania, tetapi tidak berfungsi, sehingga Aryanto diminta memperbaikinya.