Viral di Media Sosial, Sikap Arogan AKBP Achiruddin Hasibuan Bentak dan Pukul Wartawan!

Jumat 30-06-2023,10:12 WIB
Reporter : Nur Hana Putri Nabila
Editor : Deden Rinaldi

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Sebuah video viral menunjukkan AKBP Achiruddin Hasibuan yang masih dianggap arogan oleh netizen. Arogansi tersebut terlihat saat menjadi tersangka dan barang bukti tahap II di Kejaksaan Negeri Medan.

 

Dalam video tersebut, AKBP Achiruddin Hasibuan terlihat memukul tangan seorang wartawan yang sedang merekamnya. Awalnya, seorang wartawan dari media online sedang menjalankan tugasnya untuk mendokumentasikan proses tahap II ayah Aditya Hasibuan di ruang tahanan Kejaksaan Negeri Medan.

 

Namun, ketika wartawan itu merekam dengan menggunakan ponselnya, Achiruddin tidak terima. Ia kemudian memukul tangan wartawan tersebut sambil menatap tajam. "Hey, ngapain kau?" kata AKBP Achiruddin. Wartawan itu menjawab, "Dari wartawan ini, Pak."

 

Beruntungnya, ponsel wartawan tersebut tidak sampai jatuh ke lantai. Video tersebut kemudian memancing berbagai respons dari netizen. Banyak dari mereka yang menganggap Achiruddin masih sangat arogan meskipun telah menjadi tersangka.

 

"Ngapain rekam-rekam, izin kalau merekam," ucap Achiruddin dengan nada tinggi. "Sudah tersangka masih aja arogan, Pak," timpal seorang netizen. "Sudah tersangka tapi masih banyak tingkah seperti ini, sebaiknya masuk saja ke kandang singa," tanggapan netizen lainnya.

 

Kejadian ini mencerminkan respons yang negatif dari netizen terhadap tindakan AKBP Achiruddin Hasibuan. Warga internet mengkritik sikapnya yang dianggap arogan meskipun ia sedang menghadapi tuntutan hukum. Sikap tersebut dipandang tidak pantas dan memperburuk citra institusi kepolisian.

 

Video ini juga menyoroti pentingnya sikap profesionalisme dan pengendalian diri bagi aparat penegak hukum. Selaku anggota kepolisian, diharapkan agar Achiruddin mampu menjaga sikap yang tenang dan menghormati hak wartawan untuk melaksanakan tugasnya. Tindakan fisik yang dilakukannya terhadap wartawan menimbulkan kontroversi dan meningkatkan ketegangan dalam hubungan antara polisi dan media.

 

Kasus ini menunjukkan pentingnya adanya pengawasan dan pendidikan terus-menerus terhadap perilaku aparat penegak hukum. Diharapkan kejadian ini menjadi momentum untuk melakukan evaluasi internal dalam penegakan hukum dan memastikan bahwa aparat penegak hukum berperilaku dengan standar etika yang tinggi.

Kategori :