Berontak, Tentara Bayaran Wagner Group Rebut Pangkalan AD Rusia

Sabtu 24-06-2023,20:58 WIB
Reporter : Maulana Ali Firdaus
Editor : Deden Rinaldi

JAKARTA - POSTINGNEWS.ID - Pada Sabtu (24/6), Rusia mengumumkan operasi anti-teror di Moskwa dan sekitarnya setelah Grup Wagner mengancam untuk menggulingkan kepemimpinan militer.
 
Grup tentara bayaran tersebut mengklaim telah menduduki markas militer utama Rusia di Rostov-on-Don, di bagian selatan negara itu.
 
Komite anti-teror nasional Rusia mengeluarkan pernyataan untuk menerapkan rezim operasi anti-teror guna mencegah kemungkinan serangan teroris di kota Moskwa dan sekitarnya.
 
Pengumuman ini datang saat kepala Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengklaim berada di markas tentara Rusia di Rostov-on-Don.
 
Ia mengklaim pasukannya berhasil mengendalikan situs militer di sana.
 
BACA JUGA: Penampilannya Tuai Pujian Saat Lawan Argentina, Elkan Baggot: Pengalaman yang Luar Biasa
 
Selain itu, Rusia juga mengumumkan operasi anti-teror di Voronezh.
 
Beberapa laporan menyebutkan bahwa Grup Wagner juga bergerak menuju wilayah selatan tersebut.
 
Wali Kota Moskwa, Sergei Sobyanin, menjelaskan bahwa operasi anti-teror ini bertujuan untuk memperkuat keamanan.
 
Dia juga menyatakan bahwa pengawasan terhadap jalan-jalan akan diperketat, dan kemungkinan acara massa di ibu kota akan dibatasi.
 
Sobyanin mengimbau warga Moskwa untuk memahami dan mematuhi kebijakan yang diberlakukan ini melalui media sosial.
 
BACA JUGA: Argentina Diklaim Puas dengan Pelayanan Indonesia, Erick Thohir: ini Kelas Kita, Punya Standar Tinggi
 
Departemen Transportasi Moskwa juga menginformasikan kemungkinan adanya penundaan rute bus dari ibu kota ke arah selatan.
 
Di sisi lain, Prigozhin, kepala Grup Wagner, menuduh Rusia melakukan serangan rudal yang mematikan terhadap pasukannya dan berjanji akan membalasnya.
 
Dalam pernyataan terpisah, Prigozhin menyatakan, seluruh pasukan Grup Wagner yang berjumlah 25 ribu orang siap untuk mati sambil bersumpah untuk menggulingkan kepemimpinan militer Rusia.
 
"Kami semua siap untuk mati. Seluruh 25.000 orang, dan kemudian lagi 25.000 orang. Kami akan mati demi rakyat Rusia," tegas Prigozhin.
Kategori :