Selanjutnya, dirinya juga mengatakan seorang pejuang Taliban dan seorang warga sipil terluka oleh para penculik, dan bahwa para penculik tewas dalam baku tembak.
Warga Herat, Mohammad Nazir memaparkan bahwa dia sedang berbelanja makanan di dekat Alun-Alun Mostofiat di kota itu ketika dia mendengar pengumuman melalui pengeras suara yang meminta perhatian orang-orang.
“Ketika saya melangkah maju, saya melihat mereka membawa mayat di truk pickup, kemudian mereka menggantungnya di derek,” lanjutnya.
Rekaman mayat berlumuran darah, berayun di derek dibagikan secara luas di media sosial, menunjukkan sebuah catatan yang disematkan di dada pria itu yang mengatakan "Ini adalah hukuman untuk penculikan".
Tidak ada mayat lain yang terlihat tetapi posting media sosial mengatakan yang lain digantung di bagian lain kota.
Sebuah video menunjukkan kerumunan orang berkumpul di sekitar derek dan mengintip ke arah mayat itu saat beberapa pria meneriakkan.
Dalam sebuah wawancara minggu ini, tokoh senior Taliban Mullah Nooruddin Turabi mengatakan kelompok itu akan mengembalikan hukuman seperti amputasi dan eksekusi untuk mencegah penjahat.
“Semua orang mengkritik kami atas hukuman di stadion, tetapi kami tidak pernah mengatakan apa pun tentang hukum dan hukuman mereka,” kata Mullah Nooruddin Turabi dalam wawancara.
“Tidak ada yang akan memberi tahu kami seperti apa hukum kami seharusnya. Kami akan mengikuti Islam dan kami akan membuat hukum kami berdasarkan Al-Quran.”
Terlepas dari kecaman internasional, Taliban mengatakan mereka akan terus menjatuhkan hukuman cepat dan berat pada pelanggar hukum untuk menghentikan kejahatan seperti perampokan, pembunuhan dan penculikan yang telah meluas di Afghanistan.
Washington, yang mengutuk komentar Turabi yang dilaporkan tentang hukuman, mengatakan setiap pengakuan potensial terhadap pemerintah yang dipimpin Taliban di Kabul, akan bergantung pada penghormatan terhadap hak asasi manusia.