JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Dalam sebuah cerita yang terkenal, Abu Nawas, seorang tokoh jenaka dari Timur Tengah, diberi tantangan oleh seorang raja yang ingin menguji kecerdikan Abu Nawas.
Tantangan itu tak lain adalah untuk pergi ke bulan, meskipun pada zaman itu belum ada teknologi canggih yang memungkinkan hal tersebut.
Terkaget-kagetlah sang raja saat Abu Nawas dengan tegas menjawab bahwa ia akan pergi ke bulan esok sore.
Tidak disangka, Abu Nawas dengan mantap menerima tantangan yang sebelumnya dianggap mustahil oleh raja.
Kemudian, sang raja bertanya kepada Abu Nawas dari mana ia akan pergi ke bulan. Dengan santai, Abu Nawas menjawab bahwa ia akan pergi dari rumahnya sendiri.
Raja pun setuju untuk datang ke rumah Abu Nawas pada malam hari berikutnya agar dapat melihatnya pergi ke bulan.
Pada malam yang ditentukan, raja beserta para menterinya pergi ke rumah Abu Nawas. Di langit, bulan purnama bersinar terang, dan bintang-bintang berkilauan di penjuru langit.
Namun, ketika mereka tiba di rumah Abu Nawas, ia tidak ada di sana. Mereka hanya bertemu dengan istrinya.
Sang raja bertanya kepada istrinya tentang keberadaan Abu Nawas, dan istrinya menjawab bahwa suaminya sudah pergi ke bulan. Salah satu menteri penasaran dan ingin tahu bagaimana Abu Nawas bisa pergi ke bulan.
Istrinya menjelaskan bahwa Abu Nawas telah memanjat pohon palem di dekat sana dan akan kembali melalui pohon palem itu.
Raja dan para menteri pun mendatangi pohon palem yang ditunjukkan oleh istri Abu Nawas.
Mereka melihat bayangan seseorang sedang turun dari pohon itu dan bertanya apakah itu Abu Nawas. Abu Nawas menjawab dengan tegas bahwa dia adalah Abu Nawas.
Raja bertanya apakah Abu Nawas melakukan penelitian bulan dari pohon palem itu.
Namun, Abu Nawas menjelaskan bahwa ia hanya melakukan penyelidikan saat bulan mencapai tanah, dan pohon hanyalah sarana untuk pergi ke bulan.
Raja tersenyum mendengar penjelasan Abu Nawas. Ia kemudian menanyakan apa yang dilihat Abu Nawas saat berada di bulan.