JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih terbesar dalam sejarah perusahaan pada tahun 2022.
Laba bersih tersebut mencapai USD 3,81 miliar atau setara dengan Rp 56,61 triliun, melonjak 86 persen dibandingkan dengan tahun 2021.
Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan bahwa laba bersih yang signifikan tersebut sejalan dengan peningkatan pendapatan Perseroan.
Pendapatan Pertamina mencapai USD 85 miliar atau sekitar Rp 1.262,34 triliun.
"Alhamdulillah di tahun 2022 bisa kita tutup dengan kinerja tertinggi sepanjang sejarah Pertamina," ujarnya, Selasa (6/6).
BACA JUGA: Dulu Jadi Lawan Mudah Irfan Bachdim Cs, Kini Palestina 'Kangkangi' Ranking FIFA Indonesia
Nicke menyampaikan bahwa EBITDA Perseroan juga mengalami kenaikan sebesar 47 persen (yoy), mencapai USD 13,59 miliar atau sekitar Rp 202,14 triliun.
Selain lonjakan harga komoditas seperti yang terlihat pada Indonesia Crude Price (ICP), keberhasilan kinerja keuangan Pertamina pada tahun ini juga disebabkan oleh efisiensi biaya yang dilakukan.
Persentase biaya berhasil dikurangi dari sekitar 93-94 persen pada tahun 2014 menjadi 89 persen pada tahun 2022, menghasilkan penghematan sebesar 4-5 persen.
Nicke menekankan bahwa upaya penghematan biaya tersebut dilakukan melalui berbagai program efisiensi biaya, penghindaran biaya, dan optimalisasi biaya.
"Kita lihat yang paling memberikan kontribusi sebetulnya di cost, kalau kita lihat persentase dari biaya kita ambil terbaik di 2014 ini sekitar 93-94 persen, tapi di 2022 hanya 89 persen cost, itu ada penghematan 4-5 persen," jelas Nicke.
Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2022 merupakan tahun terbaik dalam sejarah Pertamina dan perusahaan akan terus melanjutkan tren positif ini.
Kategori :