"Kalau caranya seperti itu, semua orang pun bisa melakukannya. Berarti kau telah menipu semua orang, termasuk aku," ucap Baginda Raja.
"Hamba tidak pernah menipu siapa pun, dan hamba juga tidak pernah menipu Paduka. Hamba tidak pernah mengatakan bahwa jarum yang hamba maksud adalah jarum kecil," balas Abu Nawas.
BACA JUGA:Anies Tak Diundang Nonton Formula E, Loyalis Mencak-mencak: 'Padahal Dia Penggagas'
"Iya itu benar, tapi apa maksud dari pernyataanmu ini?" tanya Baginda Raja.
"Hamba hanya ingin mengatakan ada hikmah dari pernyataan ini," jawab Abu Nawas.
"Hikmah? Hikmah dari mana?" tanya Baginda Raja heran.
"Bukankah tadinya Baginda Raja tidak percaya kalau hamba bisa memasukkan unta ke lubang jarum, tapi setelah hamba jelaskan Baginda Raja baru memercayainya."
BACA JUGA:Ada Kemungkinan Erick Thohir Jadi Cawapres PDIP? Ganjar Bilang Begini
"Begitu juga dengan permasalahan yang sedang kita hadapi. Sebesar apa pun masalah, sebesar apa pun bebannya, tapi kalau hati kita lebih besar, hati kita lebih luas saat menghadapinya, maka semua masalah akan terasa lebih ringan."
"Itulah gambaran seekor unta bila dimasukkan ke lubang jarum. Sepintas saat kita menghadapinya pasti itu mustahil dilakukan, tapi bila hati kita luas dan besar maka pikiran kita juga akan mengikuti dan pada akhirnya masalah yang kita anggap mustahil diatasi menjadi mudah dan ringan untuk dijalani. Bagaimana kita akan bisa tenang bila kita menghadapi masalah dengan hati yang sempit," tutur Abu Nawas.
Baginda Raja langsung terdiam dan merenungi pernyataan Abu Nawas.
Saat suasanya mulai hening, Baginda Raja beberapa waktu kemudian berkata:
"Terima kasih Abu Nawas, kau telah menyadarkanku. Selama ini aku memang sedang dilanda masalah dan hatiku sempit menghadapinya sehingga pikiranku juga ikut menjadi buntu," ujar Baginda Raja.
Dari pernyataan Abu Nawas itu, Baginda Raja mulai ceria kembali karena ia sadar segala permasalahan harus dihadapi dengan hati yang besar sehingga mendapat solusi dari pemikiran yang jernih. Wallahu a'lam bisshawab.