JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, jadi salah satu pihak yang geram dengan rencana keterlibatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.
Sebab, menurutnya, hal itu merupakan sikap yang sia-sia. Apalagi Jokowi sudah memasuki masa akhir kepemimpinan.
Kendati begitu, Mardani tidak memaksa Jokowi untuk menghentikan langkah cawe-cawe itu. Namun, dia mengingatkan tentang konsekuensi yang ada jika tetap ngotot terlibat pada gelaran pesta demokrasi terbesar nanti.
BACA JUGA:Anies Auto Panik Jokowi Lakukan Cawe-cawe, Dede Budhyarto Nyeletuk: 'Dia Sudah Merasa Kalah'
"Nah itu berbahaya. Tetapi itu terserah Pak Jokowi lah. Tapi saya ingin menggarisbawahi bahwa setiap tahapan itu ada orangnya. Pak Jokowi itu sudah selesai kok 10 tahun. Kalau sudah menang 5 kali, kalau menurut saya tidak usah cawe-cawe," ucap Mardani kepada awak media, Jumat, 2 Mei 2023.
Mardani menilai, sikap tidak netral dari seorang kepala negara adalah keliru. Dia juga menyinggung soal suku Jokowi dari Jawa yang terkenal legowo dan tidak recok.
"Saya lagi pikir akan sangat baik, Pak Jokowi kan orang Jawa ya, orang Jawa Itu biasanya menang tanpa ngasorake gitu. Yang ini kayaknya 'wah' begitu, pokoknya menepuk dada begitu, dan itu bukan Jawani sekali padahal," lanjutnya.
Dia pun menyarankan Jokowi untuk meniru sikap Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang berupaya meredam rakyat untuk tidak mengeluarkan komentar negatif kepada capres lain.
Diketahui, Prabowo sempat menyebut kalau Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan merupakan dua sosok capres terbaik negara.
"Saya malah Puji Pak Prabowo, Pak Prabowo itu bilang, jangan cela Mas Ganjar, jangan cela Mas Anies, karena dua-duanya itu putra terbaik bangsa," tutur Mardani.
"Nanti kalau Pak Jokowi bersikap seperti itu (netral), kalau Anies menang, Anies yang akan sowan ke Pak Jokowi 'matur nuwun sudah menjaga netralitas, sudah menjadi seorang negarawan,” sambungnya menandaskan.