JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Sejarah perayaan Imlek berawal dari zaman Dinasti Han (206 SM - 220 M) di China.
Pada saat itu, perayaan Tahun Baru Cina dikenal dengan sebutan "Nian" yang berarti "tahun baru" dalam bahasa China.
Pada awalnya, perayaan ini digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Bulan, Dewa Matahari, dan Dewa Angin.
Kemudian, perayaan ini juga dipergunakan sebagai sarana untuk mengusir roh-roh jahat yang diyakini akan datang pada malam tahun baru.
Setelah berjalannya waktu, Imlek juga dipergunakan sebagai sarana untuk berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat.
Kebiasaan yang populer dilakukan pada saat Imlek adalah memberikan uang dalam bentuk uang kertas yang dikemas dalam amplop merah yang disebut "hongbao" sebagai simbol kebahagiaan dan keberuntungan.
Selain itu, Imlek juga dikenal dengan beberapa kebiasaan lainnya seperti menyalakan kembang api, menyelenggarakan pertunjukan seni, dan menyajikan makanan khas Imlek seperti dumpling, tangyuan, dan fish.
BACA JUGA:Oh Ternyata Ini Makna Memberi Angpao Saat Imlek, Jangan Salah Maksud!
Imlek saat ini merupakan perayaan penting bagi masyarakat Cina di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang menjadi negara dengan jumlah penduduk Tionghoa terbesar ketiga di dunia.
Tahun Baru Cina dinamai "Imlek" karena merupakan perayaan pertama dalam siklus lunar Cina.
Imlek berasal dari bahasa Mandarin yang diterjemahkan sebagai "perayaan awal" atau "perayaan pertama."
Perayaan ini merupakan salah satu dari lima perayaan tradisional Cina yang paling penting, yang lainnya adalah Qingming Festival, Dragon Boat Festival, Mid-Autumn Festival, dan Double Ninth Festival.
BACA JUGA:Simak, Ini Tradisi Turun Temurun Saat Perayaan Imlek
Imlek diperingati pada tanggal yang berbeda setiap tahun dalam siklus lunar Cina, biasanya pada bulan pertama dalam kalender lunar.