PM Belanda Resmi Minta Maaf Atas Keterlibatan Belanda Dalam Perbudakan Selama 250 Tahun

Selasa 20-12-2022,09:35 WIB
Reporter : Jihan Meiby
Editor : Ristanto

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte secara resmi menyampaikan  permintaan maaf atas keterlibatan Belanda dalam perbudakan selama 250 tahun. Dia menyebut hal  tersebut merupakan jenis kejahatan terhadap kemanusiaan.

Permintaan maaf ini datang hampir 150 tahun setelah berakhirnya perbudakan di koloni-koloni  luar negeri Belanda. Diantaranya yaitu Suriname dan pulau-pulau seperti Curacao dan Aruba di  Karibia, dan Indonesia.

Dalam pidatonya, Rutte menceritakan sejarah singkat tentang perdagangan budak. Dia pun  mengatakan selama berabad-abad, manusia dijadikan komodita, dieksploitas, dilecehkan, dan  mengambil keuntungan dari perbudakan yang dilakukan oleh negara Belanda.

BACA JUGA:Momen Yudo Margono Salah Ucap Saat Pelantikan Panglima TNI, Presiden Joko Widodo Ulangi Sampai 2 Kali!

BACA JUGA:Konser Farel Prayoga Sepi Penonton Akibat Harga Tiket Mahal: Mending Beli Beras Buat Makan 2 Minggu!

Kemudian, Rutte mengucapkan permintaan maaf secara resmi atas tindakan negara Belanda di masa  lalu.

"Hari ini, atas nama pemerintah Belanda, saya meminta maaf atas aksi kami di masa lalu,"  kata Rutte dalam pidatonya.

Dia mengucapkan atas nama pemerintah Belanda, akan bertanggung jawab atas penderitaan yang  terlah ditimbulkan kepada budak dan keturunannya.

"Pemerintah Belanda bertanggung jawab atas penderitaan yang ditimbulkan terhadap para budak  dan keturunan mereka," tutur Rutte.

BACA JUGA:Desy Ratnasari Ungkap Nasihat Sang Ibu Usai Pernah Pacaran dengan Irwan Mussry: Kalau Dia Jodohmu, Udah Dikawinin!

BACA JUGA:5 Cara Atasi Mata Panda Secara Alami, Lakukan Hal Ini Agar Terlihat Lebih Fresh!

Rutte menyebut dirinya beserta warga negara Belanda yang hidup saat ini hanya bisa mengakui  dan mengutuk perbudakan yang telah dilakukan oleh Belanda dengan istilah kejahatan terhadap  kemanusiaan.

"Kami, yang hidup di sini dan sekarang, hanya bisa mengakui dan mengutuk perbudakan dalam  istilah yang paling jelas sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan," katanya.

Sementara itu, Rutte mengaku dalam memilih momen yang tepat untuk mengucapkan permintaan maaf  adalah sesuatu yang sulit.

"Tidak ada satu waktu yang tepat untuk semua orang, tidak satu kata yang tepat untuk semua  orang, tidak satu tempat yang tepat untuk semua orang," imbuhnya.

Kategori :