Prabowo Meledak! Balas Telak Profesor yang Sebut MBG Gagal, Bongkar Fakta 49 Juta Penerima Manfaat yang Bikin Publik Terkejut!
Prabowo Meledak! Balas Telak Profesor yang Sebut MBG Gagal, Bongkar Fakta 49 Juta Penerima Manfaat yang Bikin Publik Terkejut!-@folkative-Instagram
POSTINGNEWS.ID --- Pemerintah melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) diklaim telah mencapai capaian besar semenjak peluncuran program ini dimulai.
Prabowo Subianto menyebut bahwa sampai saat ini sudah ada sekitar 49 juta orang penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Angka tersebut dipaparkan sebagai bukti keberhasilan program MBG, meskipun sempat banyak suara skeptis sebelumnya.
BACA JUGA:Dua Kabupaten di Aceh Masih Terisolir, BNPB Bilang Kondisi Masih Berat
Pada pidatonya di peringatan HUT ke-61 Partai Golkar, Prabowo menyinggung bahwa sejumlah profesor dan pihak pintar sempat meragukan bahwa MBG bisa berhasil.
Namun kini fakta berbicara bahwa 49 juta makanan per hari telah disalurkan ke penerima manfaat, artinya 49 juta mulut menerima bantuan tiap hari.
Menurut Prabowo, angka ini tak main-main karena mencakup distribusi luas sampai ke daerah pelosok dan terpencil di seluruh Indonesia.
Dengan capaian tersebut, pemerintah ingin menunjukkan bahwa program sosial seperti MBG bisa terlaksana dengan skala besar, bukan sekadar janji.
BACA JUGA:Untuk Pertama Kalinya Mikroplastik Ditemukan di Perut Primata, Pelakunya Monyet Howler Merah
Prabowo bahkan membandingkan program MBG di Indonesia dengan program sejenis di negara lain, yakni Brasil, yang menurutnya butuh waktu 11 tahun untuk mencapai sekitar 40 juta penerima manfaat.
Sedangkan Indonesia, dalam waktu sekitar 12 bulan, diklaim sudah berhasil mencapai 49 juta penerima, menurut Prabowo ini menunjukkan efektivitas dan kecepatan pelaksanaan MBG.
Pernyataan ini menekankan bahwa MBG bukan program politis semata, melainkan upaya nyata memerangi kelaparan dan kekurangan gizi di kalangan masyarakat rentan seperti anak-anak dan ibu hamil.
Prabowo menegaskan bahwa tujuan program ini adalah memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin, bukan sekadar mengejar angka statistik atau popularitas.
BACA JUGA:Saat Krisis Iklim Menggila, Keanekaragaman Hayati Jadi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News