GOTO–Grab Masih PDKT, Manajemen Ngaku Siap Kalau Pemerintah Minta Merger
GOTO buka suara soal rencana merger dengan Grab. Manajemen mengaku siap jika prosesnya matang dan mengikuti aturan pemerintah serta fokus pada mitra.-Foto: Antara-
JAKARTA, PostingNews.id – PT GoTo Gojek Tokopedia akhirnya buka suara soal panas-dingin isu merger dengan Grab Indonesia. Pemerintah sudah bilang prosesnya masih jalan, tapi dari kubu GOTO sendiri nada jawabannya lebih kalem meski jelas tidak menutup pintu.
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan GOTO, R.A. Koesoemohadiani, menyebut perseroan mengikuti arah angin pemerintah. GOTO, katanya, tidak alergi diajak bicara. “Kami terbuka atas berbagai diskusi yang dapat mendukung kepentingan jangka panjang seluruh pemangku kepentingan Perseroan,” ujarnya lewat keterbukaan informasi, Selasa, 2 Desember 2025.
Meski begitu, manajemen GOTO tetap pasang badan untuk mitra pengemudi. Mereka memastikan setiap keputusan tidak boleh bikin para driver jadi korban kebijakan besar perusahaan. Koesoemohadiani menegaskan bahwa jika pembahasan merger makin matang dan melibatkan banyak pihak, GOTO akan patuh pada aturan yang berlaku.
“Apabila terdapat suatu proses yang sudah lebih matang, di mana hal tersebut akan melibatkan berbagai pihak, Perseroan akan senantiasa mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tulis Koesoemohadiani.
BACA JUGA:Monas Bersiap Padat, Reuni 212 Buka dengan Salat Gaib untuk Korban Banjir
GOTO juga berjanji tidak akan main sembunyi-sembunyi. Informasi material bakal diumumkan, dan fokus mereka tetap pada pelayanan pelanggan. “Berfokus pada eksekusi yang kuat dan melayani pelanggan secara efektif, di mana hal ini merupakan upaya terbaik untuk memperkuat pencapaian bagi seluruh pihak,” ujarnya lagi.
Sementara itu dari kubu pemerintah, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani sudah lebih dulu memastikan bahwa proses merger GOTO dan Grab masih berjalan. “Masih berjalan itu,” kata Rosan. Walau belum ada keputusan final, ia menyebut tanda-tandanya positif. “Positif, sinyalnya positif,” ujarnya optimistis.
Pernyataan senada muncul dari Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer Danantara Indonesia. Ia menegaskan urusan merger tetap berada di tangan kedua perusahaan. Pemerintah hanya memantau dan sesekali memberi masukan. Baginya, hal paling penting tetap aspek fundamental bisnis atau hubungan antarperusahaan. “Kan pemerintah juga memberi masukan, kami pasti mengikuti masukan dari pemerintah. Tapi yang paling penting unsur B2B-nya,” kata Pandu.
Danantara, tambah Pandu, siap mendukung langkah ini selama ada nilai finansial yang jelas dan menguntungkan. “Karena yang penting juga dari sisi commercial return harus ada. Jadi kami harus juga menjaga itu."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News