Setelah Sumatera Kacau, Cak Imin Minta Bahlil dan Raja Juli Lakukan Taubat Nasuha

Setelah Sumatera Kacau, Cak Imin Minta Bahlil dan Raja Juli Lakukan Taubat Nasuha

Cak Imin kirim surat ke Bahlil dan Raja Juli, minta evaluasi total kebijakan lingkungan pascabanjir Sumatera yang menewaskan ratusan warga.-Foto: Antara-

JAKARTA, PostingNews.id — Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar mulai pasang mode serius setelah banjir besar meluluhlantakkan Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Cak Imin bilang dirinya sudah mengirim surat ke tiga menteri yang dianggap paling bersinggungan dengan urusan hutan dan tambang, yaitu Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurrofiq. Intinya, ia meminta evaluasi total kebijakan setelah bencana yang disebutnya tidak terjadi begitu saja.

Dalam sambutannya, Cak Imin lebih dulu mengirim doa bagi semua korban bencana di berbagai daerah. Ia menyebut apa yang terjadi di Sumatera bukan semata urusan alam yang lagi bad mood, melainkan akibat lingkungan yang rusak oleh tangan manusia sendiri dan perencanaan yang jauh dari kata matang.

Beberapa hari sebelumnya, Ketua Umum PKB itu sempat turun ke Sukabumi untuk peletakan batu pertama rumah relokasi korban longsor. Dari sana ia melihat sendiri betapa rawannya kondisi lingkungan. Karena itu ia kembali mengajak semua pihak berhenti saling tunjuk dan mulai bekerja sama memperbaiki kerusakan yang sudah terlanjur parah.

BACA JUGA:KPK Bingung Berat, Prabowo Rehabilitasi Terdakwa ASDP Tanpa Penjelasan

“Hari ini saya berkirim surat ke Menteri Kehutanan, ke Menteri ESDM, ke Menteri Lingkungan Hidup untuk bersama-sama evaluasi total seluruh kebijakan, policy, dan langkah-langkah kita sebagai wujud komitmen dan kesungguhan kita sebagai pemerintah,” kata Cak Imin dalam workshop SMK Go Global di Bandung, 1 Desember 2025.

Menurutnya, evaluasi besar-besaran itu dalam istilah Nahdlatul Ulama disebut taubat nasuha. Sebuah bentuk koreksi total, mulai dari pola pikir sampai tindakan nyata. Bagi Cak Imin, apa yang terjadi sekarang sudah cukup jadi alarm keras bahwa kerusakan lingkungan tidak bisa lagi ditutupi.

“Kiamat bukan sudah dekat, kiamat sudah terjadi akibat kelalaian kita sendiri. Semoga yang sedang mengalami musibah segera mendapatkan bantuan, keluarga, dan kesabaran selalu menyertai kita semua. Amin,” ujar dia.

Bencana banjir dan longsor yang menghajar Aceh, Sumbar, dan Sumut sejak 24 November lalu meninggalkan kerusakan yang luar biasa. Hingga 1 Desember 2024, lebih dari 600 nyawa melayang. Data BNPB menunjukkan total 604 korban jiwa, terdiri dari 151 orang di Aceh, 165 di Sumatera Barat, dan 283 di Sumatera Utara.

BACA JUGA:Tim KPK Mendarat di Tanah Suci, Bukti Korupsi Haji Dicari Sampai Makkah

Selain itu ada 464 orang masih hilang, 2.600 luka-luka, dan 1,5 juta penduduk terdampak. Sebanyak 570.700 warga terpaksa mengungsi, sementara kerusakan infrastruktur juga tidak main-main: 3.500 rumah rusak berat, 4.100 rusak sedang, 20.500 rusak ringan, 282 fasilitas pendidikan rusak, serta 271 jembatan terputus.

Dengan angka sebesar itu, seruan Cak Imin soal evaluasi total tampaknya bukan sekadar basa-basi di panggung acara. Ini lebih mirip pengingat keras bahwa kalau tidak berubah, daftar bencana hanya akan makin panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share