BACA JUGA:Jelang Idul Adha dan HUT RI ke-76, Kanwil Kemenkumham Kaltim Lakukan Monitoring dan Evaluasi
Banyak dokter dan ilmuwan menulis di Twitter untuk membantah klaim dalam pesan viral dan video yang beredar.
+++++
Meski sudah diperiksa faktanya, klaim tersebut terus menyebar luas, menimbulkan ketakutan akan kematian akibat ADE.
Orang-orang bertanya apakah para ahli epidemiologi dan ilmuwan berusaha menyembunyikannya.
Menanggapi hal itu, dalam akun Twitternya, Prof Zubairi menyebut jika rumor tentang orang akan meninggal setelah dua tahun di vaksin Covid-19 adalah hoaks.
BACA JUGA:Tegas! Larang Menteri Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri, Presiden Mengingatkan Soal Sense of Crisis
"Informasi orang akan meninggal dalam dua tahun karena disuntik vaksin Covid-19 ya jelas hoaks," cuitnya dalam akun @ProfesorZubairi, Rabu 26 Mei 2021.
"Yang jelas, Yeadon (penyebar berita hoax ini via WA) ini cukup kontroversial. Ia ikut menulis petisi tentang vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan--yang kemudian diketahui sebagai hoaks. Meski begitu, dia ini bukan ilmuwan sembarangan, karena menghabiskan 16 tahun kariernya di Pfizer sebagai peneliti," sambungnya
Setelah dilakukan pencarian lebih lanjut, hal ini semakin menguatkan jika ternyata berita ini adalah hoaks.
Buktinya dalam pesan berantai, nama ilmuwan yang berbicara rumor itu bukan Mike Yeadon, tetapi mantan peraih Nobel, Luc Montagnier seperti disinggung di atas.