JAKARTA, PostingNews.id -- Mesin partai mulai dipanaskan jauh sebelum peluit Pemilu ditiup. Di Jawa Tengah, dapur politik PDI Perjuangan sibuk meracik ulang komposisi kepengurusan. Bukan sekadar ganti nama atau rotasi kursi, tapi upaya membaca arah angin pemilih yang kian muda dan beragam. Regenerasi pun dipasang sebagai kata kunci.
Dari Jakarta, sinyal itu ditegaskan langsung oleh Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira. Ia mengakui perombakan kepengurusan di daerah, khususnya Jawa Tengah, merupakan bagian dari persiapan menghadapi pemilihan umum mendatang. PDI-P tak ingin tertinggal oleh perubahan demografi pemilih yang bergerak cepat.
Menurut Andreas, konferensi daerah yang digelar di Jawa Tengah memberi perhatian khusus pada keterwakilan anak muda dan perempuan. Bagi partai, ini bukan sekadar formalitas, melainkan respons atas kenyataan politik bahwa Pemilu ke depan akan banyak ditentukan oleh suara generasi muda.
“Pada Konferensi Daerah Partai di Jawa Tengah 2025, representasi kaum muda dan perempuan menjadi perhatian khusus dalam penyusunan struktur baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota. Dengan struktur personalia kader-kader muda yang terlatih, PDI Perjuangan siap menghadapi Pemilu 2029," ujar Andreas kepada wartawan, Minggu 28 Desember 2025.
BACA JUGA:Kandang Banteng Mulai Diuji, Pengurus Baru PDIP Jateng Diminta Turun ke Akar Rumput
Ia menegaskan, pembaruan kepengurusan bukan hanya berlaku untuk Jawa Tengah. Langkah serupa juga dilakukan di berbagai provinsi serta kabupaten dan kota lain, dengan tetap mempertimbangkan karakter pemilih di tiap daerah.
“Selain Jawa Tengah, juga di tingkat provinsi DPD lain, di tingkat kabupaten Kota struktur personalia kepengurusan partai diisi oleh kader muda, dan juga kader-kader perempuan dengan memperhatikan aspek representasi wilayah politik maupun segmen sosial,” kata Hugo.
Di Jawa Tengah sendiri, regenerasi itu terlihat nyata. Konferensi daerah dan konferensi cabang yang digelar serentak di Semarang pada Sabtu 27 Desember 2025 melahirkan wajah baru di jajaran pengurus. Setelah mundurnya FX Hadi Rudyatmo dari posisi pelaksana tugas Ketua DPD, tongkat komando kini berpindah ke tangan Dolfie Othniel Frederic Palit. Ia ditetapkan sebagai Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah periode 2025 sampai 2030.
Pelantikan kepengurusan baru berlangsung khidmat di Hotel Patra Semarang. Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri memimpin langsung prosesi tersebut. Sejumlah tokoh nasional ikut hadir, di antaranya Puan Maharani, Hendrar Prihadi, dan Andika Perkasa.
BACA JUGA:Kandang Banteng Ganti Komando, Dolfie Palit Ditunjuk Pimpin PDIP Jateng
Di sela acara, Dolfie menjelaskan bahwa konferensi daerah ini merupakan kelanjutan dari Kongres Partai ke-6. Seluruh daerah diwajibkan menggelar konferda sebagai bagian dari konsolidasi nasional.
“Konferda ini adalah tindak lanjut dari Kongres Partai ke-6. Seluruh Indonesia melaksanakan Konferda, dan Jawa Tengah ini yang ke-37 dari 38 Konferda,” kata Dolfie.
Ia menuturkan, agenda utama konferda diawali dengan laporan pertanggungjawaban pengurus lama. Setelah laporan diterima, forum langsung bergerak membentuk kepengurusan baru untuk periode mendatang.
“Laporan pertanggungjawaban pengurus sebelumnya sudah disampaikan dan diterima. Selanjutnya dibentuk kepengurusan ke depan, dan saya ditugasi oleh Ibu Ketua Umum sebagai Ketua DPD Jawa Tengah,” lanjutnya.
Penunjukan Dolfie sebagai penerus Bambang Wuryanto yang akrab disapa Pacul bukan tanpa proses. Ia menyebut keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil psikotes dan rapat pleno DPP PDI-P.
BACA JUGA:SP3 KPK Picu Tanda Tanya, Dugaan Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun Tak Dilanjutkan
“Kalau kami membaca SK, penunjukan ini berdasarkan psikotes dan rapat pleno DPP,” bebernya.
Dolfie juga menekankan bahwa komposisi pengurus baru sudah memenuhi syarat keterwakilan perempuan. Dari total 25 pengurus, delapan di antaranya adalah perempuan, melampaui ambang batas 30 persen yang selama ini menjadi komitmen partai.
“Kepengurusan ini sudah memenuhi persyaratan keterwakilan perempuan. Ini menjadi komitmen partai,” tambahnya.
Dengan formasi baru yang lebih muda dan lebih beragam, PDI-P Jawa Tengah tampak ingin menegaskan satu hal. Mesin partai tidak hanya dirawat, tetapi disegarkan. Regenerasi bukan sekadar jargon, melainkan strategi membaca masa depan pemilih yang kian dinamis.