JAKARTA, PostingNews.id – Di balik angka-angka yang terus bergerak, ada kerja panjang yang belum berhenti. Di Sumatera, banjir dan tanah longsor masih menyisakan duka yang berat, sementara tim penyelamat berjibaku melawan waktu, medan, dan cuaca. Upaya pencarian korban hilang berjalan tanpa jeda, siang dan malam, termasuk di akhir pekan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan menyampaikan bahwa tim SAR gabungan masih bekerja penuh di lapangan. Hingga hari ini, jumlah korban meninggal tercatat 1.138 jiwa, sementara 163 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
"Tim di lapangan bekerja tanpa henti, termasuk di akhir pekan dan malam hari," ujar Abdul dalam konferensi pers daring, Sabtu 27 Desember 2025. Ia menegaskan bahwa pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dan seluruh unsur terkait bergerak bersama untuk mempercepat proses pemulihan di tiga provinsi terdampak.
Upaya pencarian dan pertolongan, kata dia, masih berlangsung di sejumlah titik. "Terkait data dampak korban jiwa, proses pencarian dan pertolongan masih terus dilakukan di beberapa titik," imbuhnya.
BACA JUGA:Air Bah Surut, Bahaya Belum Pergi, Ahli Ingatkan Bencana Susulan di Sumatera
Namun waktu membawa konsekuensi pahit. Abdul menjelaskan bahwa di kawasan permukiman, peluang menemukan korban mulai mengecil seiring berlalunya hari. Meski begitu, pemerintah daerah tidak berhenti bekerja. Berdasarkan data kependudukan, proses identifikasi korban terus dilakukan dengan pencocokan by name by address.
"Saat ini, pemerintah daerah berdasarkan data catatan sipil terus melakukan identifikasi dan pencocokan data korban by name by address," jelas Abdul. Data tersebut menjadi pijakan penting untuk menentukan hak ahli waris, mulai dari hunian sementara, relokasi permukiman, hingga santunan dan bantuan lainnya.
Di luar pencarian korban, roda pemulihan infrastruktur juga mulai menunjukkan hasil. Di Sumatera Barat dan Sumatera Utara, akses jalan nasional relatif sudah pulih dan kembali bisa dilalui. Aktivitas logistik dan pergerakan warga perlahan mulai menemukan jalurnya lagi.
Perkembangan signifikan juga terjadi di Aceh. Dua koridor utama jalur darat menunjukkan kemajuan. Jalur lintas timur yang menghubungkan Banda Aceh dan Kota Medan kini sudah bisa dilewati. Sebelumnya, jalur ini sempat terputus di 13 titik akibat terjangan banjir dan longsor.
BACA JUGA:Penginapan Jemaah Dinilai Tak Ideal, Pemerintah Rencanakan Konsep Kampung Haji
Dengan pulihnya lintas timur, jalur lintas barat pun kini kembali fungsional. Konektivitas antarwilayah yang sempat lumpuh mulai tersambung, meski bekas luka bencana masih terasa di banyak tempat.
Di Sumatera, cerita pemulihan berjalan beriringan dengan cerita kehilangan. Di satu sisi, alat berat dan jembatan darurat membuka kembali jalan. Di sisi lain, tim SAR masih menyusuri sisa puing dan lumpur, berharap menemukan mereka yang belum kembali. Angka boleh dicatat, akses boleh dibuka, tetapi bagi banyak keluarga, penantian belum selesai.