Muktamar Digulirkan, Gus Ipul Minta Nahdliyin Tak Terprovokasi Kabar Liar

Sabtu 27-12-2025,19:09 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id – Di tengah riuh konflik yang belakangan bikin warga Nahdlatul Ulama saling pasang telinga dan menahan napas, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama , atau Gus Ipul, memilih berdiri di jalur yang tenang. Ia merespons hasil pertemuan ishlah para kiai dan pimpinan NU yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo dengan satu pesan utama jangan panik dan jangan tergesa.

Menurut Gus Ipul, warga dan pengurus NU sebaiknya memberi ruang kepada para ulama untuk bekerja. Ia mengingatkan bahwa NU punya cara sendiri dalam menyelesaikan persoalan. Cara yang tidak semata rasional, tetapi juga spiritual. Di NU, kata dia, musyawarah selalu berjalan beriringan dengan istikharah.

"NU itu punya cara sendiri untuk menyelesaikan masalah. Dari awal saya bilang, kita serahkan saja pada ulama. Nanti akan ada solusi yang kadang-kadang tidak kita duga," ujar Gus Ipul saat ditemui awak media di Jakarta Barat, Jumat 26 Desember 2025 malam.

Ia menegaskan para ulama tidak tinggal diam. Langkah-langkah sudah dijalani, baik yang tampak di permukaan maupun yang dilakukan melalui jalur langit. Karena itu, Gus Ipul meminta semua pihak bersabar dan menunggu keputusan resmi yang sedang diproses.

BACA JUGA:Krisis Chip AI Bikin Harga PS5 dan Switch 2 Naik di Tahun 2026

"Istikharah sudah, musyawarah sudah. Nanti kita lihat bagaimana hasilnya. Jadi saya ingin warga NU tetap tenang, pengurus NU tetap tenang. Ikuti perkembangan yang official," tambahnya.

Di tengah derasnya arus informasi, Gus Ipul juga mengingatkan satu hal yang menurutnya tak kalah penting. Warga Nahdliyin diminta tidak mudah terseret kabar simpang siur. Informasi yang tak jelas sumbernya, apalagi bernuansa provokatif, sebaiknya dihindari. NU, kata dia, sudah terbiasa menyelesaikan masalah besar tanpa harus ribut di ruang publik.

Soal perbedaan pendapat yang sempat memanas dan membuat suasana organisasi mengencang, Gus Ipul melihatnya sebagai hal yang lumrah. NU terlalu besar untuk selalu sepakat sejak awal. Namun ia optimistis ujungnya tetap sama rukun.

"Di NU itu perbedaan pendapat biasa, yang pada akhirnya nanti akan menemukan solusi. Awalnya gegeran (ribut-ribut), akhirnya gergeran (tertawa bersama)," selorohnya.

BACA JUGA:Tahun Baru Lebih Tenang, Gubernur Banten Resmi Larang Kembang Api!

Ketika didesak awak media soal isu-isu strategis seperti percepatan Muktamar atau posisi Penjabat Ketua, Gus Ipul memilih menahan diri. Ia tak ingin melangkahi keputusan para ulama yang tengah bekerja di belakang layar. "Nanti aja, itu saya nggak mau komentar. Kita serahkan ulama aja. Masih berproses semuanya, kita belum tahu. Semua tunggu saja," katanya.

Bahkan ketika ditanya soal posisinya sendiri, apakah masih menjabat sebagai Sekjen PBNU atau tidak, Gus Ipul tetap menjawab diplomatis. Ia kembali menekankan bahwa semuanya masih berjalan dan belum saatnya diumumkan.

"Nunggu aja, nunggu. Tidak bisa disampaikan sekarang saya. Tapi tunggu aja, masih berproses semuanya. Kita belum tahu," pungkasnya.

Sebelumnya, rapat konsultasi antara jajaran Syuriyah dan Mustasyar PBNU yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Kamis 25 Desember 2025, menghasilkan keputusan penting. Forum sepakat mendorong penyelenggaraan Muktamar Ke-35 NU sebagai jalan keluar atas konflik internal yang belakangan mengeras.

BACA JUGA:DPR Dukung Densus 88 Tindak Pelajar Terduga Terpapar Neo-Nazi

Juru Bicara Pesantren Lirboyo, KH Abdul Muid Shohib, menjelaskan keputusan itu lahir dari keprihatinan para sesepuh melihat eskalasi konflik yang tak kunjung reda, terutama setelah munculnya perselisihan antara Rais Aam dan Ketua Umum PBNU beberapa waktu lalu.

“Para Mustasyar, sesepuh, dan alim ulama sangat prihatin dengan kondisi jam’iyyah. Setelah melalui berbagai rangkaian musyawarah, mulai dari Ploso, Tebuireng, hingga Musyawarah Kubro di Lirboyo, hari ini diputuskan bahwa Muktamar Ke-35 harus segera dilaksanakan," ujar KH Abdul Muid Shohib dalam keterangan resminya, Kamis 25 Desember 2025.

Rapat tersebut dihadiri langsung oleh Rais Aam PBNU dan Ketua Umum PBNU . Kehadiran keduanya dibaca banyak pihak sebagai sinyal bahwa upaya rekonsiliasi di tingkat pucuk pimpinan masih terbuka.

Selain itu, hadir pula jajaran Mustasyar PBNU seperti , KH Anwar Manshur, KH Nurul Huda Djazuli, KH Abdullah Ubab Maimoen, dan KH Machasin. Dari jajaran Syuriyah tampak KH Abdullah Kafabihi, KH Idris Hamid, H. Muhammad Nuh, serta sejumlah kiai dan gus lainnya.

BACA JUGA: Bank-bank Mulai Ketar-Ketir? 2025 Disebut Tahun Paling Berat buat Perbankan Indonesia

Forum tersebut secara mufakat menetapkan dua poin utama. Pertama, Muktamar Ke-35 NU akan digelar dalam waktu secepat-cepatnya oleh Rais Aam PBNU dan Ketua Umum PBNU. Kedua, seluruh proses penentuan waktu, tempat, hingga pembentukan kepanitiaan wajib melibatkan para Mustasyar, sesepuh, dan pengasuh pondok pesantren.

Keputusan ini diambil sebagai respons atas situasi organisasi yang sempat memanas akibat dinamika pemberhentian Ketua Umum oleh Rais Aam yang memicu penolakan dan ketegangan struktural. Para kiai sepuh berharap Muktamar kali ini tidak sekadar forum pergantian kepemimpinan, tetapi benar-benar menjadi jalan ishlah dan penguatan kembali khittah Nahdlatul Ulama.

Kategori :