Air banjir yang awalnya berlumpur diproses melalui sistem penyaringan khusus.
Hasil akhirnya berupa air minum yang aman dikonsumsi.
"Jadi air kotor itu, air banjir berlumpur itu dimasukkan ke situ. Kemudian air bersih dan orang bisa minum," sambung Arif.
Selain menyediakan air minum, BRIN juga melakukan edukasi kepada warga setempat.
BACA JUGA:Instagram Ubah Aturan Main Hashtag, Selebgram Wajib Lebih Pilih-Pilih!
Edukasi tersebut bertujuan agar masyarakat memahami cara kerja dan pemanfaatan Arsinum.
BRIN menilai edukasi penting agar teknologi dapat digunakan secara optimal saat kondisi darurat.
Upaya pendampingan ini telah dilakukan sejak alat mulai beroperasi.
BRIN tidak berhenti pada teknologi yang ada saat ini.
BACA JUGA:Jangan Asal Klik! Ini Aplikasi Cek Link Palsu Biar Tidak Kena Scam, Cegah Pencurian Online!
Pengembangan Arsinum terus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
Salah satu fokus utama adalah memperkecil ukuran alat.
Desain yang lebih ramping dinilai penting untuk menjangkau wilayah terpencil.
"Sementara (alat Arsinum tersebut) untuk skala yang lebih kecil. Kemudian tentu kami ingin yang lebih bagus, praktis. Ketika ada bencana, kita butuh desain yang lebih ramping jadi banyak yang simpannya," katanya.