FX Rudy Menepi dari Pucuk PDIP Jateng, Konsolidasi Partai Mulai Terasa

Senin 22-12-2025,15:24 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id — Langkah FX Hadi Rudyatmo mundur dari posisi Pelaksana Tugas Ketua DPD PDIP Jawa Tengah tak berdiri sendiri. Peneliti Politik dari Populi Center, Usep Saepul Ahyar, menilai keputusan itu perlu dibaca sebagai bagian dari mekanisme struktural partai, bukan semata urusan personal seorang kader senior.

Menurut Usep, pengunduran diri Rudy justru mencerminkan dinamika internal PDIP yang tengah bergerak melakukan konsolidasi kekuasaan di tingkat daerah. Dalam struktur partai banteng, arah politik di daerah kerap ditentukan oleh pusat. “PDIP dikenal sentralistik, sehingga keputusan strategis di daerah seringkali dipengaruhi arah dan preferensi elite pusat,” kata Usep kepada wartawan pada Senin 22 Desember 2025.

Ia meragukan anggapan bahwa langkah Rudy dipicu alasan pribadi atau ketidakmampuan. Bagi Usep, Rudy bukan figur sembarangan. Rekam jejaknya panjang dan pengalamannya di PDIP tak bisa dianggap ringan. “Sulit mengatakan ini murni soal ketidakmampuan,” ucapnya.

Dalam kacamata Usep, sikap Rudy justru menunjukkan upaya menjaga keseimbangan internal. Mundur dari jabatan struktural dinilai sebagai langkah menahan potensi friksi terbuka yang bisa mengganggu soliditas partai di Jawa Tengah. Terlebih, belakangan mencuat nama Pinka Haprani, putri sulung Puan Maharani, sebagai kandidat Ketua DPD PDIP Jawa Tengah.

BACA JUGA:Penerimaan Pajak Belum Kejar Target, DPR Ingatkan Konsolidasi Fiskal Jangan Asal Kejar Angka

Situasi itu, menurut Usep, tak bisa dilepaskan dari pola patronase politik yang hidup di tubuh PDIP. Keputusan Rudy memilih turun ke posisi kader biasa dibaca sebagai bentuk kepatuhan sekaligus etika politik. “Pilihan Rudy menjadi kader biasa menunjukkan etika politik, yaitu menghindari konflik internal dan memberi ruang pada skenario regenerasi,” ucapnya.

Namun tafsir itu dibantah oleh jajaran pengurus pusat. Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat menegaskan pengunduran diri FX Rudy tidak ada kaitannya dengan persaingan internal, termasuk isu kemunculan Pinka Haprani yang juga cucu Megawati Soekarnoputri.

Menurut Djarot, keputusan Rudy murni soal waktu. Masa tugasnya sebagai pelaksana tugas Ketua DPD PDIP Jawa Tengah memang sudah mendekati akhir. “Dia mundur sebagai Plt Ketua DPD Jawa Tengah, tapi tetap sebagai kader biasa,” ujar Djarot saat dihubungi pada Ahad 21 Desember 2025. Ia menjelaskan masa jabatan Rudy secara administratif berakhir pada 17 Desember 2025.

Sebelumnya, Rudy telah menyurati Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menyampaikan pengunduran dirinya sebagai Plt Ketua DPD PDIP Jawa Tengah. Dalam surat yang sama, ia juga menyatakan tidak akan melanjutkan pencalonan sebagai Ketua DPD PDIP Jawa Tengah secara definitif.

BACA JUGA:Usai Banjir, Hutan Terbelah dan Risiko Baru Mengintai Batang Toru Tapsel

Di hadapan awak media, Rudy menyebut pilihannya kini sederhana. Ia ingin kembali menjadi kader biasa. “Demi persatuan dan kesatuan partai serta organisasi yang lebih solid,” kata Rudy di kediamannya di Pucang Sawit, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah pada Sabtu 20 Desember 2025.

Rudy menegaskan keputusannya tidak lahir dari tekanan siapa pun. Selama memimpin DPD PDIP Jawa Tengah, ia menilai tidak ada gejolak internal yang berarti. Mundur dari jabatan struktural, kata dia, murni didasari pertimbangan pribadi dan keinginan menjaga kekompakan partai.

Pertimbangan pribadi itu, menurut Rudy, berangkat dari rasa tidak mampu melanjutkan tugas memimpin PDIP Jawa Tengah. Ia bahkan menyinggung sindiran yang kerap muncul di media sosial terkait latar belakang pendidikannya. “Ada yang menyindir, lulusan TK memimpin PDIP Jawa Tengah apa mampu. Saya jawab, tidak mampu,” kata Rudy.

Di titik ini, pengunduran diri FX Rudy bisa dibaca dari dua arah. Di satu sisi, ia adalah keputusan administratif yang menutup masa tugas. Di sisi lain, langkah itu mencerminkan cara seorang kader senior membaca arah angin politik partai dan memilih menepi demi menjaga stabilitas, ketika konsolidasi kekuasaan tengah berjalan.

Kategori :