Penanganan Bencana Masih Payah, Seskab Teddy Ajak Warga Turun Tangan dan Jangan Saling Menyalahkan

Jumat 19-12-2025,16:06 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id — Di tengah hiruk-pikuk penanganan bencana yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, pemerintah memilih untuk tidak berlagak sempurna. Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya secara terbuka mengakui masih ada lubang di sana-sini dalam kerja penanganan di lapangan. Meski begitu, ia menegaskan negara tidak tinggal diam dan semua unsur terus bergerak.

Teddy menyadari kerja besar di wilayah terdampak bencana tidak mungkin langsung rapi dalam waktu singkat. Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk tidak berdiri di pinggir sambil menunjuk-nunjuk, melainkan ikut turun tangan dan saling menguatkan.

“Apakah semuanya sudah dapat logistik? Apakah yang dilakukan sudah sempurna? Tentu belum. Makanya ayo, kita sama-sama, bahu-membahu, saling dukung,” kata Teddy dalam konferensi pers bersama di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat 19 Desember 2025.

Baginya, bantuan bukan sekadar soal barang datang atau tidak datang. Ada sikap yang menyertainya. Teddy menekankan bahwa siapa pun yang membantu harus datang dengan niat tulus, bukan setengah hati apalagi sambil membawa prasangka. Ia juga membuka ruang bagi masyarakat untuk ikut mengoreksi bila menemukan warga yang terlewat dari distribusi bantuan.

BACA JUGA:Subsidi Tak Kendur, Dari BBM Sampai Pupuk Negara Keluar Rp 345,1 Triliun

“Kalau niat bantu, ayo, ikhlas, tulus. Kalau Anda ke sana, ada di lokasi yang belum, ada daerah yang belum dapat logistik, sampaikan ke petugas. Sampaikan ke TNI, Polri, Basarnas, BNPB. ‘Pak, titik ini belum ada logistik. Desa ini belum.’ Pasti langsung dikerjakan,” ujar Teddy.

Menurutnya, jalur komunikasi di daerah bencana tidak sesempit yang dibayangkan. Pesan soal kekurangan bantuan bisa disampaikan lewat banyak pintu, mulai dari aparat hingga kepala daerah setempat. Teddy menyebut gubernur, bupati, wali kota, dan jajaran pemerintah daerah siap menerima laporan warga.

“Semua di sana bisa dijangkau, bisa dihubungi, dan aparat-aparat di sana bekerja semua. Kalau ada yang kurang, Anda sampaikan. Pasti langsung secepat mungkin bagaimana caranya itu sampai,” kata Teddy.

Ia lalu menegaskan bahwa di lapangan, hampir semua elemen sudah bekerja keras sejak hari pertama bencana terjadi. Ada yang terlihat kamera, ada yang tak pernah masuk bingkai, bahkan ada pula yang mungkin kini sudah tak bisa lagi disaksikan perannya. Namun bagi Teddy, semuanya punya kontribusi.

BACA JUGA:Bukan Catfishing Biasa! Catphishing Jadi Senjata Baru Penjahat Siber, Banyak Korban Tak Sadar

“Seluruhnya berjuang keras. Semuanya. Mereka yang kelihatan kamera. Lalu mereka yang sudah bekerja tapi tidak terlihat kamera, dan mungkin mereka yang sudah tidak mungkin kita lihat lagi sekarang. Semuanya ini berjuang keras,” ucapnya.

Ia menyebut upaya pemulihan terus dikebut sejak awal kejadian. Tidak ada waktu yang disia-siakan. Dari detik pertama hingga hari-hari berikutnya, fokusnya satu, yakni memulihkan kondisi warga secepat mungkin.

“Secepat mungkin, sejak hari pertama, detik pertama, sampai seterusnya, untuk mempercepat bagaimana caranya ini segera pulih. Keadaan di sana segera pulih,” ujarnya.

Di tengah suasana itu, Teddy mengingatkan agar publik tidak menambah beban dengan membangun narasi yang menyudutkan. Ia meminta mereka yang punya pengaruh di ruang publik, baik besar maupun kecil, untuk menggunakan suaranya secara bijak.

BACA JUGA:Bendera Putih Berkibar di Aceh, Mendagri Tito Minta Maaf dan Janji Negara Tak Tinggal Diam

Kategori :