Kayu Sisa Banjir Tak Dibiarkan Mubazir, Pemerintah Putuskan Dipakai Bangun Hunian Korban

Jumat 19-12-2025,10:23 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id — Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi ikut angkat bicara soal kayu gelondongan yang berserakan usai banjir besar di Sumatera. Di tengah kondisi darurat dan ribuan warga kehilangan tempat tinggal, kayu sisa bencana itu disebut tak akan dibiarkan mubazir. Pemerintah justru berencana memanfaatkannya untuk memulihkan kehidupan korban.

Kayu-kayu yang terbawa arus banjir dan longsor itu akan dipakai untuk membangun hunian sementara hingga rumah permanen bagi warga terdampak. Menurut Prasetyo, pemanfaatannya sudah diatur secara resmi dan bukan keputusan dadakan.

“Kayu akan dipergunakan untuk kepentingan rehabilitasi. Termasuk untuk kepentingan pembuatan hunian sementara dan hunian tetap,” kata Prasetyo dalam konferensi pers tanggap bencana Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat 19 Desember 2025.

Sebagai juru bicara presiden, Prasetyo menegaskan pemerintah pusat tidak bekerja sendirian. Kementerian Kehutanan disebut sudah lebih dulu menerbitkan surat edaran yang ditujukan kepada pemerintah daerah di wilayah terdampak. Edaran itu terbit beberapa hari setelah banjir dan longsor melanda tiga provinsi di Sumatera.

BACA JUGA:Usai Diterpa Sanksi Etik, Anwar Usman Pilih Pulang ke Dunia Pendidikan dan Mengajar

Prasetyo juga mengingatkan masyarakat agar tidak bergerak sendiri-sendiri. Ia meminta setiap pemanfaatan kayu sisa bencana dilakukan dengan koordinasi bersama pemerintah setempat agar tidak menimbulkan persoalan hukum di kemudian hari.

“Kalau masyarakat ingin memanfaatkan tentunya dikoordinasikan dengan pemerintahan terkait di setiap jenjangnya,” kata Prasetyo.

Isu kayu gelondongan ini mencuat setelah media sosial dipenuhi video dan foto aktivitas warga yang memotong, mengangkut, hingga mengolah kayu sisa banjir. Di sejumlah daerah, kayu tersebut dipakai untuk membangun kembali rumah yang roboh atau rusak berat akibat terjangan air dan longsor. Di tengah keterbatasan bantuan dan kondisi darurat, langkah warga itu memicu perbincangan publik.

Sementara itu, skala bencana di Sumatera terus menunjukkan angka yang mencemaskan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Pulau Sumatera mencapai 1.068 jiwa hingga Jumat 19 Desember 2025 pukul 09.30 WIB. Selain korban jiwa, kerusakan juga terjadi di hampir seluruh lini kehidupan warga. Sebanyak 147.236 rumah dilaporkan rusak dengan tingkat kerusakan beragam.

BACA JUGA:Netflix Games Gandeng FIFA, Peta Industri Game Sepak Bola Global Berubah

Di tingkat pusat, Presiden Prabowo Subianto memastikan negara tidak tinggal diam. Ia menyatakan pemerintah segera membangun hunian sementara dan hunian tetap bagi para korban. Prabowo mengaku telah menerima laporan dari Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait terkait rencana pembangunan ribuan rumah dalam waktu dekat.

Sebanyak 2.000 unit rumah direncanakan mulai dibangun pada Ahad 21 Desember mendatang. Prabowo menyebut hunian tersebut tidak sekadar bersifat sementara.

“Kemungkinan rumah ini bisa langsung aja jadi rumah tetap,” kata Prabowo saat sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin 15 Desember 2025.

Soal anggaran, Prabowo menegaskan pemerintah sudah menyiapkan dana yang cukup. Ia menyebut ketersediaan anggaran itu berasal dari kebijakan pemangkasan belanja negara yang dilakukan sejak awal masa pemerintahannya.

“Kami menghemat ratusan triliun,” kata dia.

Kategori :