Otak Katanya Punya Ruang Memori Tak Terbatas, Lalu Kenapa Kita Tak Bisa Ingat Semua Hal?

Kamis 18-12-2025,11:04 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id —  Banyak orang mengira ingatan manusia itu mirip memori ponsel. Ada kapasitasnya, ada batasnya, dan suatu saat bisa penuh lalu lemot. Padahal cara kerja otak tidak sesederhana itu. Para ahli saraf justru menyebut otak manusia yang sehat nyaris tak mengenal istilah kehabisan ruang simpan.

Elizabeth Kensinger, profesor psikologi dan ilmu saraf di Boston College, menegaskan bahwa memori manusia tidak bekerja dengan sistem kuota.

“Tidak ada batasan yang berarti terkait seberapa banyak informasi yang dapat disimpan otak,” kata Kensinger, dikutip dari National Geographic, Kamis, 18 Desember 2025.

Bagi otak, ingatan bukan sekadar tumpukan data masa lalu. Ingatan berfungsi sebagai bahan bakar untuk memahami apa yang sedang terjadi, menebak apa yang mungkin datang, sekaligus membangun pembelajaran baru. Cara menyimpannya pun jauh dari konsep folder atau file. Satu memori tidak disimpan di satu titik, melainkan tersebar dalam pola aktivitas banyak neuron di berbagai wilayah otak.

BACA JUGA:Akses Diputus, PPDB Diambil Alih, Sengketa Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Berujung Laporan Polisi

Jaringan neuron yang saling terhubung inilah yang dikenal sebagai engram. Ambil contoh sederhana. Pada pesta ulang tahun ke-12 seseorang, warna balon, aroma kue, suara nyanyian, dan rasa gembira tidak masuk ke satu laci memori yang sama. Semua elemen itu mengaktifkan pusat sensorik dan emosional yang berbeda. Ketika kenangan tersebut diingat kembali, pola aktivitas neuron yang tersebar itu menyala lagi secara bersamaan.

Paul Reber, profesor ilmu saraf di Northwestern University, menjelaskan bahwa sistem representasi terdistribusi inilah yang membuat kapasitas memori otak terasa nyaris tak terbatas. Satu neuron tidak hanya bertugas untuk satu kenangan. Ia bisa terlibat dalam banyak pola sekaligus. Kombinasinya tumbuh berlipat ganda dan terus bertambah.

Lalu muncul pertanyaan klasik. Kalau ruangnya begitu luas, kenapa manusia tidak bisa mengingat semuanya.

Masalahnya bukan pada kapasitas, melainkan pada kecepatan kerja sistem memori itu sendiri. Kehidupan bergerak jauh lebih cepat dibanding kemampuan otak menyimpan informasi. Setiap hari ada terlalu banyak peristiwa masuk, sementara hanya sebagian kecil yang benar-benar bertahan lama.

BACA JUGA:Kecanduan Dopamin Murahan, Gen Z Mulai Melawan Brain Rot dari Layar Ponsel Mereka Sendiri

Reber mengibaratkan memori seperti kamera video yang hanya bekerja pada sebagian kecil kemampuannya. Ia menyebut manusia barangkali hanya menyimpan sekitar sepersepuluh dari apa yang dialami sepanjang hidupnya.

Hambatan sesungguhnya terletak pada proses konsolidasi, yakni proses mengubah pengalaman menjadi memori jangka panjang. Lila Davachi, profesor psikologi dan ilmu saraf di Columbia University, menyebut bahwa otak manusia memang tidak dirancang untuk mengingat semuanya.

Bagi evolusi, tujuan utama memori adalah bertahan hidup, bukan mengoleksi detail. Hal-hal yang dianggap penting akan disimpan, sisanya dibiarkan lewat.

“Sistem memori dibangun untuk hanya mengkodekan apa yang adaptif dan diperlukan,” ujarnya.

BACA JUGA:Pasfoto Terlalu Mulus sampai Logo Terlihat Baru, Analisis Teknis Roy Suryo Bikin Ijazah Jokowi Ramai Lagi

Kategori :