POSTINGNEWS.ID --- Ketika Ibadah Jadi 'Buah Simalakama' Menjadi pejabat publik itu emang nggak bisa cuma modal tanda tangan dokumen doang, Sob. Tanggung jawabnya itu 24 jam non-stop, apalagi kalau alam lagi nggak bersahabat. Nah, drama kepemimpinan baru saja terjadi di Aceh Selatan yang sukses bikin heboh satu Indonesia. Mirwan MS, sang Bupati, harus rela menelan pil pahit: dinonaktifkan alias "dirumahkan" sementara selama tiga bulan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Lho, kok bisa? Padahal beliau pergi untuk tujuan mulia, lho, yakni ibadah Umrah. Eits, tunggu dulu. Masalahnya bukan di ibadahnya, tapi di timing-nya yang super duper nggak pas. Bayangin aja, beliau terbang ke Tanah Suci justru di saat wilayah yang dipimpinnya lagi "tenggelam" dilanda banjir bandang dan tanah longsor. Sontak aja, langkah ini dinilai sebagai blunder fatal yang bikin banyak pihak—termasuk Presiden—geleng-geleng kepala.
Kena "Ulti" Mendagri dan Sorotan Presiden Kasus ini jadi pelajaran mahal banget buat para kepala daerah lain. Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, nggak pakai lama langsung mengeluarkan "kartu merah" sementara. Alasannya jelas dan to the point: Mirwan MS terbukti melanggar UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah.
BACA JUGA:Gerindra Minta Bupati Aceh Selatan Diberhentikan Efek Nyelonong ke Mekkah saat Banjir Sumatera
Dalam konferensi persnya, Pak Tito membeberkan kalau Mirwan cabut ke luar negeri tanggal 2 Desember tanpa izin resmi. Padahal, izin itu hukumnya wajib, apalagi di situasi darurat bencana. Nggak cuma urusan administrasi, secara moral tindakan ini dinilai kurang etis.
Yang bikin makin panas, Presiden Prabowo Subianto sampai ikutan speak up. Beliau menyoroti kalau tindakan meninggalkan daerah saat bencana itu sama aja kayak "lari dari masalah". Di era pemerintahan sekarang yang menuntut gerak cepat (gercep) dan kehadiran nyata, aksi Mirwan ini jelas red flag banget. Pemimpin itu ibarat nakhoda kapal; kalau badai datang, nakhoda harusnya jadi orang terakhir yang ninggalin kapal, bukan malah pergi duluan.
Respon Bupati: Legowo dan Minta Maaf Setelah putusan sanksi turun, gimana reaksi Mirwan? Ternyata, beliau menyikapinya dengan cukup gentle. Nggak ada drama penolakan atau perlawanan, Mirwan menyatakan menerima keputusan Mendagri dengan lapang dada. Dia sadar betul kalau langkahnya kemarin itu bikin gaduh.
Dalam pernyataan resminya, Mirwan menyampaikan permohonan maaf terbuka, nggak cuma buat warga Aceh Selatan, tapi buat seluruh masyarakat Indonesia yang merasa terganggu dengan berita ini. "Ini pelajaran penting," katanya. Dia berjanji, momen "istirahat paksa" selama tiga bulan ini bakal dipakai buat introspeksi diri biar ke depannya bisa melayani masyarakat lebih profesional lagi.
BACA JUGA:Kemendagri Bersiap Sidang Bupati Aceh Selatan yang Kabur ke Mekkah saat Banjir Melanda
Fokus Pemulihan: Move On dari Drama Sekarang, nasi sudah menjadi bubur, tapi buburnya masih bisa dikasih topping biar enak. Mirwan mengajak semua elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama sampai anak muda, buat nggak larut dalam polemik ini. Pesannya jelas: "Yuk, jaga kedamaian."
Fokus utama sekarang harus balik lagi ke penanganan bencana. Warga yang terdampak banjir dan longsor butuh bantuan logistik dan pemulihan infrastruktur, bukan perdebatan politik. Soliditas sosial di Aceh Selatan lagi diuji, dan Mirwan berharap absennya dia nggak bikin penanganan bencana jadi macet. Ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo yang selalu menekankan kepentingan rakyat di atas segalanya.
Pelajaran Buat Kita Semua Kasus Bupati Aceh Selatan ini ngasih kita insight penting soal prioritas. Kadang, niat baik (seperti ibadah) kalau dilakukan di waktu yang salah dan dengan cara yang melanggar prosedur, hasilnya malah bisa kontraproduktif.
Publik sekarang lagi wait and see. Apakah setelah sanksi 3 bulan ini berakhir, Mirwan MS bisa comeback dengan kinerja yang lebih sat-set? Atau malah citranya susah dipulihkan? Yang jelas, jabatan publik itu bukan sekadar privilese, tapi beban tanggung jawab yang beratnya minta ampun. Semoga daerah Aceh Selatan cepat pulih, dan dramanya cukup sampai di sini aja ya, Sob!